TEMPO Interaktif, Nganjuk - Puluhan warga di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, ramai-ramai berburu harta karun di Sungai Widas. Sejumlah warga mengaku menemukan perhiasan dan benda antik yang terbuat dari emas.
Perburuan emas di Sungai Widas, Desa Bandar Alim, Kecamatan Tanjung Anom, Nganjuk, ini dilakukan warga sejak satu pekan terakhir. Warga dari berbagai desa mendatangi bantaran sungai untuk mencari emas yang dikabarkan banyak terdapat di dasar sungai.
Katimo, salah satu pencari emas, mengaku pernah menemukan gelang emas seberat 100 gram di sungai itu. Emas itu bahkan ia kabarkan laku senilai Rp 35 juta setelah dijual kepada seorang pengepul. Sejak itulah banyak warga berburu emas di Sungai Widas setelah tersiar kabar penemuan Katimo. "Saya tidak bohong, silakan tanya keluarga saya," katanya, Kamis, 20 Oktober 2011.
Pengakuan itu dikuatkan Muhamad Sahuri, seorang pedagang emas di Nganjuk, yang menyatakan gelang milik Katimo mengandung emas murni. Hal ini diketahui setelah melakukan pengujian menggunakan cairan kimia yang dimiliki. "Kadar emasnya bervariasi antara 55-95 persen," ujarnya.
Entah benar atau tidak, kabar tersebut telah memancing puluhan warga membanjiri Sungai Widas. Setiap harinya mereka rela berendam di sungai untuk mencari perhiasan emas. Mereka percaya sungai itu masih menyimpan harta karun setelah beberapa pemburu menyatakan menemukan koin emas, kalung, parang, dan perabotan kuno, yang sebagian terbuat dari emas.
Kepala Sub Bagian Humas Kepolisian Resor Nganjuk Ajun Komisaris Karyadi membantah penemuan benda-benda itu. Menurut dia, kawasan itu memang sejak lama menjadi obyek pendulang emas. Mereka mencari butiran emas yang terdapat dalam kandungan pasir sungai. "Tapi tidak ada perhiasan atau harta karun," katanya.
Untuk itu, dia mengimbau kepada masyarakat agar tidak terpancing mencari harta karun di tempat itu. Sebab, hingga kini kabar benda-benda antik tersebut belum bisa dibuktikan.
Kabag Humas Pemkab Nganjuk Abdul Wahid menyatakan tidak tahu atas fenomena tersebut. Dia hanya berjanji untuk berkoordinasi dengan Dinas Pertambangan guna menyelidiki kebenaran pasir emas di Sungai Widas.
HARI TRI WASONO