TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan anggota Jamaah Islamiyah, Nasir Abbas mengatakan bom yang meledak di gereja Bethel Injil Sepenuh, Kepunton, Tegal Harjo, Jebres, Solo tak terkait dengan bom Ambon, meski ditemukan hampir bersamaan. “ Bom Solo lebih mirip dengan bom Cirebon,” katanya usai keterangan pers pada acara tanda tangan kafan terpanjang di restoran Papa Ron's Pizza, Jakarta, Rabu 28 September 2011..
Menurut Nasir yang telah dipastikan pelaku bom Solo adalah pemain di bom Cirebon. Alasannya, hubungan jaringannya jelas, modus operandinya juga sama. "Berarti hubungannya juga sama," ujar Nasir.
Penemuan bom di Ambon menurut dia tidak ada hubungannya dengan di Solo. "Mungkin hanya rasa solider, sehingga terpanggil untuk melakukan sesuatu," ujar mantan ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah itu.
Nasir menuturkan, pelaku bom di Solo juga sebenarnya tak menyasar Gereja. "Mereka hanya asal saja, yang penting berbuat," kata dia. Makanya pelaku bom Solo, Ahmad Yosepa Hidayat, kata Nasir, hanya membawa bom kecil dan asal jadi.
Kalau memang pria asal Cirebon tersebut berniat menghancurkan Gereja, harusnya Ia membawa bom dengan daya ledak kuat. "Ini tempat ibadah tidak apa-apa, malah dia muslim kok meninggal di gereja," papar Nasir.
Faktor asal-asalan dan emosional juga terlihat dari status Ahmad Yosepa. Sebagai orang yang masuk Daftar Pencarian Orang dalam kaitan Bom Cirebon 15 April lalu, wajar kalau Ahmad merasa frustasi. "Daripada ditangkap, mending dia lawan sampai mati itu kan di pikirannya," ujar Nasir.
Maka Nasir berharap aparat penegak hukum di Indonesia segera menangkap buron teroris yang lain. Agar mereka tidak mengikuti jejak Ahmad Yosepa.
DIANING SARI