TEMPO Interaktif, Jayapura - Panglima Kodam XVII Cenderawasih Mayor Jenderal Erfi Triassunu mengatakan aksi pengibaran bintang kejora tak mengganggu pelaksanaan upacara Hari Ulang Tahun ke-66 RI. Ada dua bendera lambang kelompok sparatis Papua tersebut yang dikibarkan di Tanah Hitam, Abepura, Jayapura.
Kejadiannya Selasa dan Rabu pagi ini. "Yang tadi pagi kalau tidak salah sekitar pukul enam. Brimob sudah menuju lokasi dan menurunkan bendera itu,” kata Erfi usai upacara memperingati Hari Kemerdekaan, Rabu 17 Agustus 2011.
Kelompok itu, kata dia, tak lain adalah Organisasi Papua Merdeka. Menurut Erfi, gejolak di Papua tidak mudah diselesaikan secara cepat. Dalam sepekan terakhir sekurangnya empat kasus penembakan dan penyerangan terjadi di kawasan Abepura. Insiden itu, kata dia, hanya ingin menunjukkan bahwa mereka masih eksis di Papua.
Upaya mencegah eksistensi OPM telah dilakukan aparat gabungan TNI dan Polri. Mereka antara lain menyisir hutan Jayapura pada pekan lalu. Aparat menemukan dokumen rencana penyerangan pada 17 Agustus oleh OPM. Mereka juga mendapati bendera bintang kejora yang bertuliskan dokkumer viaggen central, PO Box 14. 9100 AA Dokkum Holland.
Polisi menduga otak di balik aksi ini adalah Danny Kogoya. “Dia pimpinannya. Dia jadi target utama saat ini,” kata Kepala Polres Kota Jayapura Ajun Komisaris Besar Imam Setiawan. Kasus penyerangan terakhir menimpa seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam, Indrawahyudi. Dia diserang kelompok tak dikenal pada Selasa dini hari.
Korban terkena panah di bagian punggung tembus dada ketika hendak salat subuh di Masjid Nurul Iman BTN Puskopad, Tanah Hitam, Abepura. “Gangguan keamanan ini memang harus ditumpas. Kalau terjadi terus-menerus bisa berbahaya. Jangan sampai warga terprovokasi dengan kasus-kasus ini,” ujar Erfi.
JERRY OMONA