TEMPO Interaktif, Jayapura - Lima anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dari Yonif 753 AVT Nabire kembali terluka dalam insiden baku tembak di Mulia, Puncak Jaya, Rabu 13 Juli 2011, sekitar pukul 06.00 WIT.
Prajurit yang dikabarkan tertembak yakni Letda Jefri Satria di betis kanan, Praka Nahor di kaki kiri, Praka Sipir di tangan kanan, Pratu Manuel terluka di betis kanan, dan Pratu Sitorus tertembak pada betis kiri.
Baku tembak terjadi saat anggota TNI menyergap sarang kelompok bersenjata pimpinan Goliat Tabuni di Mulia sekitar pukul 04.30 WIT. Namun, ketika sampai di Kampung Monia, Distrik Tingginambut, anggota TNI dihadang dan ditembaki.
Peristiwa tersebut menambah daftar panjang penyerangan kelompok bersenjata selama 3 pekan terakhir. “Saya ada tugas di luar daerah. Jadi belum tahu perkembangan informasi itu. Benar saya belum mendapat laporan,” kata Kepala Penerangan Kodam XVII Cenderawasih, Kolonel Infantri, Ali Hamdan Bogra, Rabu 13 Juli 2011.
Ia mengatakan, anggota TNI di Puncak Jaya terus berusaha mengamankan wilayah itu. Terkait penembakan pada Selasa, 12 Juli 2011, yang melukai 2 aparat, Hamdan juga belum mendapat laporannya. “Saya belum tahu. Intinya saat ini adalah bagaimana kita menjaga keamanan secara bersama-sama,” ujarnya.
Sebelumnya, Selasa kemarin, baku tembak terjadi di Kampung Kalome, Distrik Tingginambut, Puncak Jaya, sekitar pukul 07.00 WIT. Penyerangan itu mengakibatkan 2 anggota TNI terluka. “Mereka (kelompok bersenjata) selalu berpindah tempat. Ini menyulitkan aparat untuk mengejar,” kata Kapolres Puncak Jaya, AKBP Alex Korwa.
Akibat penembakan Letda inf. J. terluka di bagian kaki dan Praka F terluka di tangan. "Penyerangan terjadi saat aparat TNI sedang menyisir untuk menangkap kelompok anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM)," ujarnya.
JERRY OMONA