TEMPO Interaktif, Jenewa - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyerukan seluruh dunia mengambil peran penting dalam penegakkan keadilan sosial bagi pekerja buruh migran. "Ada sekitar 150 juta buruh migran yang terdata di seluruh dunia" kata SBY dalam pidatonya di Konferensi 100 tahun Badan PBB soal perburuhan. International Labour Organization (ILO) di Markas PBB, Jenewa, Selasa 14 Juni 2011.
SBY juga meminta semua negara untuk melindungi hak buruh migran yang bekerja di sektor domestik atau rumah tangga. Menurut SBY, setiap negara tidak bisa mengabaikan kontribusi para buruh migran terhadap pasar tenaga kerja dunia.
"Kami di Indonesia menyebut para buruh migran ini sebagai pahlawan devisa," kata SBY. "Mereka bekerja keras dan mengabdikan diri untuk kesejahteraan keluarga mereka di rumah."
Presiden SBY optimistis, konvensi ILO bisa menyediakan panduan bagi negara penampung untuk melindungi para buruh migran yang bekerja di sektor domestik. Untuk itu, Indonesia telah mengambil berbagai langkah adminstratif dan hukum untuk melindungi dan memberdayakan para buruh migran.
Seluruh para tamu undangan dari berbagai kalangan yang menghadiri konferensi tersebut di Palais des Nations, Jenewa, Swiss, Selasa, memberikan apresiasi atas isi pidato Presiden Yudhoyono dengan tepukan tangan dan "standing ovation" --berdiri dari kursinya masing-masing.
Presiden Yudhoyono adalah salah satu kepala negara/pemerintahan yang berpidato dalam forum tersebut. Sebelum Yudhoyono, Presiden Finlandia Tarja Kaaarina Halonen telah berpidato. Setelah Yudhoyono, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin dan Presiden Tanzania Jakaya Kikwete juga berpidato.
Masing-masing kepala negara/pemerintahan menyampaikan pandangannya terkait dengan tema besar peringatan ke-100 Konferensi ILO itu yaitu "Buiding a Future with Decent Work".
WIDIARSI AGUSTINA (JENEWA)