TEMPO Interaktif, Jenewa - Menjadi pembicara dalam Konferensi PBB soal perburuhan di Jenewa, Selasa 14 Juni 2011 siang ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dikado tepuk tangan dan standing ovation dari seluruh peserta sidang yang memenuhi Palais de Nation. Ini adalah momen baru karena baru pertama Indonesia diundang sebagai pembicara kunci dalam konferensi seabad berdirinya Badan PBB soal buruh atau International Labour Organization (ILO).
"Anda adalah Presiden pertama Indonesia yang bicara di forum ini" kata Juan Somavia, Direktur Jendral ILO dalam sambutannya saat membuka sesi khusus konferensi satu abad ILO di Markas PBB, Palais de Nation, Jenewa.
Seperti dilaporkan wartawan Tempo Widiarsi Agustina dari Jenewa, Selasa 14 Juni 2011 pukul 10.00 waktu setempat atau pukul 15.00 WIB, ruang sidang ILO dipenuhi peserta Konferensi yang ingin mengikuti sesi khusus. Sesi ini sengaja digelar di konferensi yang berlangsung sejak 1 juni lalu untuk menerima masukan dari peserta konferensi.
Setidaknya ada enam Kepala Negara yang dihadirkan. Mereka adalah Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Finlandia Tarja Kaarina Halonen, Perdana Menteri Vladimir Putin, Presiden Jakaya Kikwete Mrisho, Presiden Swiss Micheline Calmy-Rey dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
SBY diminta ILO untuk memberikan masukan dalam peringatan Konferensi yang bertema "Building a Future With Decent Work" karena dianggap berhasil mengelola masalah tenaga kerja pada krisis global 2008 sehingga tidak mengakibatkan gelombang pemutusan hubungan kerja. Hadir dalam acara ini para petinggi ILO, seperti Dirjen ILO Juan Somavia dan Presiden Konferensi Buruh Internasional Robert Nkili.
Delegasi dari Indonesia diwakili oleh SBY dan beberapa menteri, seperti Menkopolhukam Djoko Suyanto, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, Menakertrans Muhaimin Iskandar.
Dalam sambutannya, Juan berkali-kali mengucapkan salam dan ucapan dalam bahasa Indonesia. Misalnya, "selamat datang" dan "terima kasih." Bahkan, ia juga mengutip slogan kampanye SBY pada 2004, yaitu "bersama kita bisa" ketika menyampaikan pentingnya dunia perburuhan memasuki era baru.
Tampil mengenakan jas hitam, Presiden SBY menyampaikan salam dari rakyat Indonesia .
"Salam hangat dari rakyuat Indonesia" kata SBY dalam pidatonyam "Kehormatan besar bagi saya bisa menjadi presiden pertama asal Indonesia yang menjadi pembicara dalam forum konferensi internasional buruh ke 100"
Dalam pidatonya, Presiden SBY menyampaikan 6 program prioritas Indonesia dalam menangani permasalahan bagi buruh. Enam program itu adalah bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi para buruh migran. Baik dari sektor kesehatan, perlindungan, hingga pendapatan.
"Pertama, kami harus mempromosikan program pro-pertumbuhan, pro-pekerjaan, dan pro kemiskinan. Di Indonesia kami menyebutnya pertumbuhan dengan persamaan," kata SBY.
Kedua, SBY menyebut pentingnya menciptakan kebijakan dan strategi dengan visi yang baik. Yaitu harus pro pada lingkungan.
Ketiga, SBY juga mengajak agar kehormatan para pekerja harus dipromosikan dan dilindungi. Keempat, SBY membuat program kebijakan yang memberikan kesempatan bagi para pekerja agar bisa berpartisipasi di pemerintahan yang demokratis.
Kelima, harus ada kerjasama yang baik untuk memastikan efek positif dari era globalisasi. Keenam, SBY meminta semua negara-negara lain agar tidak hanya meratifikasi konvensi ILO, namun segera mengimpelementasikannya.
"Akhirnya, mari kita bekerjasama untuk mewujudkan kondisi yang baik bagi para pekerja di seluruh dunial" ujarnyam " Mari kita bergandengan tangan mewujudkan keadilan sosial,"
Pidato hampir 30 menit, SBY langsung dihadiahi tepuk tangan meriah dari para hadirin. Ratusan peserta konferensi termasuk Dirjen ILO memberikan penghargaan standing applause selama hampir 5 menit.
WIDIARSI AGUSTINA (JENEWA)