TEMPO Interaktif, Jakarta - Karangan bunga duka cita memenuhi rumah almarhumah Nini Maramis Sarwono Kusumaatmadja di kompleks Liga Mas Indah Blok H No 11, Pancoran, Jakarta Selatan. Istri mantan Menteri Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmaja itu tutup usia pada Ahad pagi, 29 Mei 2011. Ucapan bela sungkawa antara lain datang dari Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa sekaligus Ketua Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) dan para pejabat di Kementerian Lingkungan Hidup serta para Menteri Kabinet SBY.
"Beliau meninggal dunia karena sakit kanker yang dideritanya selama dua tahun terakhir," ujar Nino Krisna, putra kedua almarhumah saat ditemui di rumah duka.
Putri diplomat Max Maramis itu selama hidupnya aktif di bidang pemberdayaan perempuan dan sosial. Dia juga menjadi aktivis organisasi mahasiswa di GMKI. Pihak keluarga akan mengebumikan jenazah perempuan lulusan Planologi ITB itu di Sandiago Hill, Karawang, Jawa Barat, pada Selasa 31 Mei 2011 mendatang.
Nino Krisna mengatakan, selama hampir satu bulan, almarhumah sempat dirawat di rumah sakit Gading Pluit. Ibu empat orang anak ini juga tak pernah mengeluh. Bahkan terus menasihati suaminya dan keluarga untuk menjaga diri selepas ditinggalkannya. Suaminya, Sarwono, terus menemani selama ia dirawat di rumah sakit. "Ayah selama hampir dua tahunan ini juga mengurangi kegiatan di luar untuk merawat ibu."
Menurutnya, kanker yang menyerang ibunya mulai terdeteksi sekitar dua tahunan lalu. Selama itu pula ia menjalani kemoterapi kanker payudara di Singapura. "Beliau tetap tegar dan sabar menjalani pengobatan. Selama itu pula aktivitas sosial di luar mulai dikurangi."
Ia menceritakan, pertemuannya dengan Sarwono adalah saat melakukan perjalanan ke Italia. Hubungan mereka berlanjut di kampus ITB Bandung, hingga akhirnya menikah pada 1969. "Saat perjalanan di kapal ke Italia, ayah dan ibu saya main kartu. Yang kalah harus mengawini salah satunya," ujarnya. "Ayah saya yang culun, bisa dapat kembang kampus yang cantik."
Nino mengenang ibunya yang penuh aktivitas. Bahkan saat kondisi kesehatannya menurun, almahumah masih memikirkan kegiatan sosial walaupun kondisi kesehatan fisiknya terus menurun. "Beliau sangat menghargai suami sampai akhir hayatnya dan jadi ibu rumah tangga sempurna bagi kami," katanya.
ALWAN RIDHA RAMDANI