TEMPO Interaktif. - Baru dua hari Kapal Kargo Sinar Kudus dicengkeram perompak Somalia, sempat datang harapan dari sebuah kapal perang India. "Mereka mau menolong kami," kata Masbukhin, mualim Sinar Kudus kepada Tempo, pekan lalu.
Hari itu, Jumat 18 Maret 2011, pukul 06.00 waktu setempat atau pukul 10.00 WIB. Saat itu,17 awak kapal dikumpulkan di anjungan. Tiga orang lagi tetap di ruang mesin melakukan tugasnya memantau kerja kapal.
Sekitar 30 perompak yang menguasai kapal meminta nahkoda mengarahkan kapal ke Somalia. Saat itu, kapal kargo milik PT Samudera Indonesia itu dijadikan kapal induk untuk mencari sasaran pembajakan baru.
Pagi itu, Sinar Kudus berpapasan dengan kapal Angkatan Laut India bernomor lambung 235. Tentara India memang rutin patroli di sana sebagai bagian dari pasukan asing yang menjaga daerah rawan tersebut. Kapal perang itu terus membuntuti Sinar Kudus, namun tak menjawab saat diminta menjauh lewat radio.
Sekitar pukul 19.15 waktu setempat, Kapal India makin mendekat dengan Sinar Kudus. Jaraknya kurang dari setengah mil. Mendadak, kapal itu memprovokasi dengan menembakkan pelurunya ke arah perompak.
Baca Juga:
Otomatis, kata Masbukin, Sinar Kudus dijadikan perisai hidup oleh perompak. Setelah sempat membalas tembakan, pimpinan gerombolan perompak Kapten Muhammad Sallah, kontan menodongkan senjatanya ke kepala Kapten Sinar Kudus Slamet.
Di hadapan radio yang terpasang di frekuensi pelayaran internasional, kanal 16 VHF, Slamet dan awak kapal disuruh berteriak meminta kapal India menjauh setidaknya dua puluh mil dari Sinar Kudus.
Suasana di dalam anjungan terasa tegang. "Tentu kami ingin diselamatkan, tapi ingin selamat dan aman," kata Masbukhin". Yang dilakukan India itu malah membahayakan," tuturnya.
Baku tembak berlangsung tak lebih dari 15 menit, namun tak merusak badan kapal sama sekali. Setelah nakhoda dan kru kapal berteriak di radio, kapal India perlahan menjauh.
Peristiwa itu membuat nyawa anak buah kapal menjadi terancam. Sejak itu, perompak mulai bersikap kasar dan dan mulai menekan dengan ancaman senjata. Nakhoda Slamet Juari langsung mengirim surat protes ke Pemerintah India melalui PT Samudera Indonesia.
BUNGA MANGGIASIH