"Besok mereka mengikuti kegiatan lain, termasuk diskusi dan mengunjungi sejumlah tempat untuk memantapkan diplomasi,' kata Kepala Humas dan Protokoler Unej, Rohani.
Para mahasiswa itu didampingi dua oang dosen dari Malaysia, yakni M. Zaini Abubakar, PhD dan Suyatno Ladiki, PhD. Menurut Zaini Abubakar, mahasiswa bisa berperan sebagai duta perdamaian antarbangsa.
"Mahasiswa memiliki ide dan pemikiran kreatif untuk mendobrak kebekuan diplomasi. Seperti kata Presiden Soekarno, 'Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kugoncangkan dunia'. Itu diplomasi yang dahsyat,” kata Zaini dengan suara tinggi.
Pakar Hubungan Internasional Unej, Himawan Bayu Patriadi, mengungkapkan konflik yang selama ini kerap muncul antara Indonesia dengan Malaysia justru lebih memanas di kalangan masyarakat. "Pada tingkat pemerintahan, konflik ini bisa diredam dengan semangat ASEAN. Namun, selama ini yang ramai malah di kalangan masyarakat," kata Himawan.
Homawan minta para peserta kursus diplomasi bisa memberikan ide dan gagasan kreatif agar kedua negara bisa menyebarkan keterbukaan dan empati serta kejujuran di antara masyarakat bawah dalam menghadapi setiap konflik. "Agar masyarakat tak mudah jatuh dalam prasangka karena apa yang muncul di permukaan belum tentu mewakili suara seluruh rakyat Indonesia dan Malaysia," kata Himawan.
MAHBUB DJUNAIDY