TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengacara Todung Mulya Lubis meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut tuntas kasus korupsi wisma atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang. "Kalau tak tuntas akan menimbulkan tanda tanya besar bagi publik," kata Mulya dihubungi Tempo, Selasa petang, 10 Mei 2011.
Terkait kedekatan Rosalina tersangka kasus suap tersebut dengan sejumlah tokoh dalam lingkaran istana seperti Angelina Sondakh dan Nazaruddin, menurut Mulya, tak membuat kasus ini istimewa. "Dekat atau tidak, penyidik harus melihat bukti yang ada dan menyelesaikan kasus ini," katanya.
Kalau ditelaah, kata dia, kasus korupsi yang terjadi di Indonesia sudah merupakan konspirasi, "dan persekongkolan bersama bagi alat yang dekat dengan kekuasaan," katanya. Sehingga posisi-posisi yang dekat dengan lingkaran istana menjadi akses bagi beberapa orang memperkaya diri sendiri atas nama negara.
KPK sendiri, kata dia, berkurang sepak terjangnya sejak Antasari Azhar tersangkut kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran (PRB) Nasrudin Zulkarnain. "KPK mengalami trauma yang besar, namun masuknya Busyro Muqqadas, saya rasa dapat memberikan gebrakan yang diharapkan," katanya.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI