Mahathir dan Agung adalah dua dari sembilan mahasiswa UMM yang diduga menjadi korban rekrutmen NII belum lama ini. Menurut keterangan para korban, mereka diajak hijrah ke NII dan dimintai mahar Rp 10-30 juta per orang. "Kami masih menyelidiki kasus itu. Sampai sekarang belum ada yang dijadikan tersangka," kata Untung Suharsono saat menjumpai para mahasiswa itu dan keluarganya di kampus UMM, Kamis 28 April 2011.
Seusai pertemuan, Untung menyatakan sangkaan terhadap NII belum bisa dibuktikan. Ajakan hijrah dan permintaan "mahar" tersebut masih diselidiki apakah murni kasus kriminal atau menyangkut rekrutmen menggunakan ideologi atau doktrin agama.
Juru bicara Polda Metro Jakarta Raya, Komisaris Besar Baharudin Djafar, menekankan polisi tak bisa asal tangkap dan geledah, sekalipun hasil pengintaian intelijen menyatakan ada indikasi aktivitas NII. Polisi, kata dia, tak bisa bergerak tanpa ada laporan masyarakat.
Juru bicara Mabes Polri Komisaris Besar Boy Rafli Amar menyatakan sejauh ini aktivitas NII teramati di sejumlah kantong di Jawa, Sumatra, dan sebagian Jawa Timur, seperti di Garut dan Cirebon. "Mereka umumnya bergerak di bawah tanah."
Menurut Boy, sebagian dari mereka telah digiring ke meja hijau. Rata-rata kasus ini dijerat dengan pasal makar, penipuan, dan perampasan kemerdekaan orang lain. Dan, sejak 2008, setidaknya 17 kasus telah berkekuatan hukum tetap. "Rata-rata mereka dijatuhi sanksi dua setengah tahun penjara," kata Boy.
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan pemerintah telah mewaspadai semua gerakan yang dianggap menyesatkan. "Tidak ada pembiaran," katanya kemarin.
Kementerian Dalam Negeri segera mengirim surat kepada semua gubernur, bupati, dan wali kota untuk memantau pergerakan jaringan NII di wilayah masing-masing. "Besok (hari ini) surat akan kami kirimkan. Kami harap informasi tersebut juga diteruskan ke tingkat kecamatan dan kelurahan," ujar Kepala Pusat Penerangan Kementerian Dalam Negeri Reydonnyzar Moenek.
Adapun Menteri Agama Suryadharma Ali berencana mengumpulkan semua pemimpin lembaga pendidikan di bawah Departemen Agama. Kepada mereka akan diingatkan kemungkinan pemikiran NII sudah merasuk ke instansi di bawah departemen ini. "Bahaya pemikiran NII sudah sangat memprihatinkan," katanya.
Pengamat intelijen Andi Widjajanto mendesak agar pemerintah segera mengklarifikasi gerakan NII guna meredam kekhawatiran masyarakat. "Gerakan (NII) ini riil ada," ucapnya. Andi menyatakan gerakan NII yang saat ini merupakan NII KW-9 adalah poros terakhir dari gerakan NII awal yang bertujuan mendirikan NII. "KW-1 sampai 7 sudah diberantas sekitar akhir 1970-an."
ABDI PURMONO | DWI RIYANTO | RIKY FERDIANTO | RIRIN AGUSTIA | EKO ARI WIBOWO | WURAGIL | JAYADI SUPRIADIN | EVANA DEWI