TEMPO Interaktif, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh kepala daerah mengembangkan upaya penghematan bahan bakar minyak dan listrik. Presiden mengingatkan kondisi global yang mengalami krisis energi dan pangan. Indonesia menurutnya juga menganut subsidi untuk bahan bakar dan listrik yang sangat besar.
Jika hal itu terus membengkak, akan mengganggu anggaran untuk pembangunan dan kesejahteraan. "Saya harap para pemimpin pusat dan daerah memimpin gerakan penghematan listrik dan BBM dengan peraturan daerah atau instrumen penghematan yang lain," kata Presiden dalam sambutan Musyawarah Pengembangan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis 28 April 2011.
Presiden mengungkapkan, mekanisme penghematan telah dilakukan pada 2005, 2008, dan 2009. "Krisis subsidi yang besar dan tidak terkendali akan mengganggu alokasi biaya pembangunan, pendidikan, dan infrastruktur,' katanya.
Yudhoyono juga mengajak semua pihak meningkatkan kecukupan dan ketahanan pangan dengan terus meningkatkan produksi pangan. Pemerintah juga masih terus melakukan langkah stabilisasi harga pangan nasional, pemerintah pusat, dan dunia usaha.
Presiden mengingatkan, tanpa ketahanan pangan nasional, ndonesia akan mudah bergejolak ketika harga pangan dunia mengalami kenaikan. "Saudara tahu harga itu bagian ekonomi, tidak semua bisa ditentukan dan dikontrol pemerintah meskipun dilakukan regulasi pada market untuk melindungi masyarakat," katanya.
Kata Presiden, perekonomian dunia sudah menjadi satu. "Sudah (ter) integrasi ekonomi global, tidak semua bisa dikontrol dan diatur pemerintah dengan regulasi," ucapnya.
EKO ARI WIBOWO