Acara bertajuk Love and Frienship for Japan itu berlangsung di halaman Monumen Badjra Sandhi, di kawasan Renon, Kota Denpasar.
Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Konsul Jepang di Bali Sirota Minoru, juga tampak hadir di antara para peserta doa bersama.
“Ini adalah acara spontan karena keprihatinan terhadap situasi di Jepang,” kata Ketua Panitia Cok Artha Ardana Sukawati yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali.
Sebelumnya, kalangan pelaku pariwisata Bali telah mengirimkan surat duka cita, dan membantu warga Jepang yang ada di Bali.
Doa bersama juga telah dilakukan secara khusus oleh warga yang beragama Hindu di Pura Uluwatu, Bali dengan tema Pray for Japan.
Baca Juga:
Gubernur Pastika berharap vibrasi doa akan menjadi energi positif bagi warga Jepang. “Kita berharap warga Jepang segera bangkit dan menjadikan musibah sebagai titik awal untuk hidup yang lebih baik,” ujarnya.
Jepang dan warganya, kata Pastika, telah berulang kali menunjukkan solidaritas dan persahabatannya saat Bali mengalami musibah, seperti saat terjadi targedi ledakan bom di Bali pada tahun 2002 dan tahun 2005.
Acara diawali penampilan penari Bali I Nyoman Sura yang berkolaborasi dengan Ayu Laksmi menyanyikan lagu Suara Semesta.
Setelah itu, penyair perempuan Bali Cok Savitri didampingi dua seniman Jepang membawakan sebuah puisi tentang persahabatan Indonesia dan Jepang, yang menggambarkan panjangnya hubungan spiritual antara kedua negara.
Ayu Laksmi menyambungnya dengan memimpin para hadirin untuk bersama-sama menyanyikan mantram (lagu pujaan-red) yang berisi doa agar alam kembali menjadi harmonis.
Para peserta doa bersama diminta melambaikan tangan seolah meminta agar Tuhan mendengarkan doa-doa mereka.
Sebagai puncak acara, pemimpin Asrham Gandhi Puri Agus Indra Udayana mengundang para pimpinan agama untuk tampil di panggung. Salah seorang di antaranya adalah pendeta Sinto. Indra lalu memipin doa dalam tradisi Hindu. “Ini merupakan tanda kebersamaan kita dalam beragamnya keyakinan,” tuturnya.
Konsul Jepang Sirota Minoru mengatakan, acara doa bersama itu akan dikenang warga Jepang sebagai bukti persahabatan lintas bangsa dan negara.
“Kami merasa mendapat kekuatan baru setelah diterpa bencana yang sangat dahsyat,” ucapnya. Acara itu juga membuktikan, bangsa Jepang tidak sendirian ketika menghadapi situasi yang sangat sulit. ROFIQI HASAN.