TEMPO Interaktif, Poso - Tidak kurang 20 warga Desa Peura, Poso, Sulawesi Tengah menerobos onak dan duri yang mengitari danau Poso. Tujuannya kantor Pos di Kota Tentena, sekitar lima kilometer dari lokasinya. Mereka membawa seribu surat yang ditujukan untuk mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Mereka Selasa (1/3) memprotes pembangunan Sutet PLTA Sulwena milik keluarga Kalla.
Salah satu surat tersebut berbunyi, ‘’Kepada yth bapak Jusuf Kalla. Dengan hormat, melalui surat ini saya mohon bapak memindahkan titik tower Sutet yang melalui pemukiman kami pada pengukuran semula. Akibat dari ini keluargaku hancur, anak dan istriku mengusir saya karena menolak pembangunan. Tolong bapak kasihani keluargaku yang miskin ini. Bukan uang yang saya minta. Saya ingin keluargaku kembali utuh. Atas perhatian bapak saya ucapkan terima kasih banyak ( bapak M.Lagupur, 68 tahun)’’
Surat warga lainnya: "Yang terhormat bapak Jusuf Kalla di Jakarta. Syalom. Bapak tolong saya, tolong pindahkan tower di pemukiman kami. Karena gara-gara tower kami bersaudara jadi bertengkar dan kami tidak akan bisa lagi bermain di pelabuhan – Friska Lapono, 12 tahun”
Selain orang tua, anak-anak SD juga menilis surat. Selama ini, mereka menganggap suara mereka tak didengarkan. Mereka mengaku diintimidasi, diancam dan dikriminalisasi dengan berbagai cara. Warga berharap, Kalla, yang dikenal sebagai tokoh perdamaian konflik Poso campur tangan menyelesaikan persoalan titik tower di areal pemukiman.
Sudah dua pekan, warga mendirikan tenda, bangunan sementara di dekat titik tower. Mereka memasak, makan dan tidur di tempat itu, sebagai bentuk penyaluran aspirasi. “Saya berharap, seribu surat untuk Jusuf Kalla bisa menjadi wakil suara hati dan kegelisahan," kata M. Lagupur.
DARLIS