Bekas politisi senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menurut istrinya, meninggal akibat menderita penyakit gula. “Beliau terkena gula, meninggal setelah dirawat di rumah sakit selama lima hari,” ujar istri almarhum kepada Tempo.
Sebelum dilarikan ke rumah sakit, ketua gerakan pemuda pelajar KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia) 1966 yang turut menjatuhkan rezim Orde Lama, ini sempat dirawat di rumah sakit Fatmawati, karena penyakit serupa.
Setelah tidak aktif di PPP, almarhum bersama-sama bekas Menteri Sosial Bachtiar Chamsah membesarkan organisasi massa Parmusi. Menurutnya, organisasi ini penting dibesarkan sebagai wadah komunikasi kaum muda yang tak terakomidir di partai politik Islam seperti PPP.
Almarhum oleh anggota KAPPI, dikenal sebagai pribadi yang sangat jujur, amanah, dan pemberani. “Meskipun badannya tak terlalu tinggi, sekitar 160 centimeter, tapi sangat pemberani, jujur, dan amanah. Tak pernah takut dengan siapapun, kendati diancam akan dibunuh gerombolan PKI,” kata Muhammad Deddy Julianto, seorang pengusaha, yang pernah ikut bersama-sama Husni Thamrin demonstrasi menuntut pembubaran PKI tahun 1967.
Ketika unjuk rasa antiPKI di Purwokerto, Jawa Tengah, 1967, jelas Deddy, KAPPI dipimpim Husni Thamrin bentrok dengan PNI Asu (Ali Surachman), PNI Osa (Osa Maliki), dan PNI Use (Usep Ranuwijaya).
CHOIRUL AMINUDDIN