TEMPO Interaktif, Banjar - Kecelakaan kereta api di Stasiun Langensari, Kota Banjar, Jawa Barat, Jumat (28/1) sekitar pukul 02.30 WIB, diduga diakibatkan oleh Kereta Api Mutiara Selatan. Kecelakaan itu melibatkan Kereta Api Kuto Jaya dan Kereta Api Mutiara Selatan.
Hal itu diungkapkan salah seorang penumpang kereta Kuto Jaya, Nur Soleh, 22 tahun, warga Desa Purwoharjo, Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen. "Kereta Mutiara yang menabrak kereta saya," ujar Nur Soleh, di Ruang Jenazah Rumah Sakit Umum Kota Banjar, Jawa Barat, kepada Wartawan.
Menurut dia, kejadian nahas itu berawal saat kereta Kuto Jaya yang berangkat dari Stasiun Kiaracondong, Bandung, tengah berhenti di Stasiun Langensari, Kota Banjar. Namun mendadak kereta Mutiara Selatan dari arah timur melaju di rel yang sama. Akibatnya tabrakan pun tak dapat dihindari.
Lokomotif Mutiara Selatan langsung menghantam lokomotif Kuto Jaya yang tengah berhenti. Akibat benturan keras, Kuto Jaya pun terdorong mundur. Bahkan lokomotifnya pun langsung menghantam gerbong pertama yang berada di belakangnya. "Banyak penumpang yang terpental dan terjepit," ujar Soleh yang mengaku duduk di kursi urutan kedua gerbong pertama.
Soleh menambahkan, pada saat kejadian dirinya terpental ke belakang. Namun nahas, sang pacar yang bernama Nani Agustini, 22 tahun, warga Gombong, tewas di tempat kejadian akibat terjepit kursi dan lokomotif.
"Suara teriakan dan jerit kesakitan terdengar di mana-mana, saya pun berusaha menolong penumpang yang terjepit. Namun, Nani sudah berlumuran darah dan tidak bernapas lagi," ujar Soleh sambil menolak untuk melanjutkan ceritanya.
Berdasarkan pantauan Tempo di Rumah Sakit Umum Kota Banjar, tiga korban tewas masih berada di kamar Jenazah. Para korban itu di antaranya Istinganah, 20 tahun, warga Purworejo, Nani Agustini, 22 tahun, warga Gombong, dan Lina Rosminiati, 20, warga Bandung. Sampai berita ini ditulis baru keluarga Nani yang telah datang ke rumah sakit.
Kepala Ruang Mayat Rumah Sakit Umum Kota Banjar, Pohan Irmansyah, menyatakan kematian ketiga penumpang kereta tersebut diakibatkan oleh benturan keras dan terjepit kursi penumpang. "Para korban kebanyakan mengalami luka dalam. Itu terlihat dari banyaknya darah yang keluar di mulut dan telinga. Bagian tubuhnya rata-rata tidak mengalami luka yang berat," ujarnya.
Sementara itu, di ruang rawat Instalasi Gawat Darurat masih penuh dengan penumpang yang mengalami luka. Berdasarkan catatan rumah sakit jumlah penumpang yang mengalami luka berat dan ringan sebanyak 30 orang. Mereka yang mengalami luka berat rata-rata menderita patah tulang.
SIGIT ZULMUNIR