TEMPO Interaktif, Makassar - Ratusan polisi dan mahasiswa Universitas Al-Asyriah Mandar (Unasman) di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terlibat bentrokan siang ini. Untuk sementara, bentrokan ini menyebabkan 11 orang mahasiswa tertembak dan terkena lemparan batu.
Bentrokan diduga dipicu rencana eksekusi kampus Unasman oleh Pengadilan Negeri Polewali Mandar. Gedung dan lokasi kampus menjadi sengketa antara dua kelompok, yaitu kubu Darul Dakwah Wal Irsyad (DDI) Polewali Mandar, dan Unasman.
Pada putusan pengadilan memenangkan DDI. Putusan ini tidak diterima oleh Unasman karena merasa sebagai pemilik yang sah.
Syariat Tajuddin, Direktur Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unasman mengatakan kronologis bentrokan bermula ketika polisi mendatangi kampus. “Kepolisian Resor dan pimpinan universitas lalu melakukan pertemuan, tapi tidak menemui kata sepakat,” katanya.
Beberapa saat kemudian, terjadi bentrokan antara polisi dan mahasiswa. “Informasi yang saya peroleh, ada mahasiswa yang terkena tembakan, tapi saya tidak tahu apakah peluru karet atau peluru tajam,” ujar Syariat.
Mahasiswa yang terluka tersebut sementara dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Polewali Mandar.
Dia mengatakan, Unasman akan terus mempertahankan kampusnya meskipun sudah ada keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Ia menganggap putusan tersebut tidak berdasar. “Unasman merasa kampus ini adalah milik kami. Kami tidak akan meninggalkan tempat ini,” jelasnya.
Hingga saat ini, bentrokan antara mahasiswa dan polisi masih terjadi. Mahasiswa menutup jalan menuju kampusnya. Sesekali masih terdengar suara tembakan.
“Masih terjadi bentrokan,” kata Muhammad Amri, seorang warga Kecamatan Polewali.
Sampai siang ini, Tempo belum berhasil meminta konfirmasi kepolisian atas insiden tersebut.
RUSMAN PARAQBUEQ