Menurut dia, ajaran yang diberikan Samin Surosentiko adalah ajaran budi pekerti luhur dan perlawanan kepada penjajah Belanda tanpa senjata, dengan menggali potensi lokal masyarakat yang jujur dan suka menolong untuk mengembangkan ajarannya.
"Manurut kami, dia layak sebagai pahlawan nasional, sebab Samin merupakan sosok pejuang yang membawa pencerahan dengan caranya sendiri. Saya sebagai orang yang dituakan dari 500 orang anggota Sedulur Sikep di Desa Sambongrejo, saat ini sedang mengonsep usulan secara tertulis untuk diajukan," katanya.
Bupati Blora Djoko Nugroho, mengatakan, setuju dengan usulan tersebut dan akan berusaha meneruskan usulan Sedulur Sikep ke Pemerintah Pusat, serta berharap kekayaan lokal dan kearifan yang ada di masyarakat bisa dilestarikan.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (DKPPOR), Suntoyo, mengatakan, usulan Sedulur Sikep tersebut sebenarnya merupakan salah satu program DKPPOR untuk memunculkan tokoh daerah ke tingkat nasional.
Menurut dia, proses untuk mengangkat Samin sebagai pahlawan nasional, saat ini masih panjang, karena masih harus menggali data dan sejarah perjuangan serta kajian dan bukti kongkrit yang ada.
"Dimungkinkan, harus ke Belanda untuk mencari dan menggali datanya," katanya.
Dikatakannya, belum lama ini, pada Jumat (19/11), DKPPOR telah menggelar acara nonton bareng film dokumenter Samin Surosentiko di Gedung Sasana Bhakti, hasil karya sutradara Bambang Hengky, yang disaksikan bupati, muspida, muspika, dan komunitas Sedulur Sikep, serta warga Blora lainnya.