Iklan
TEMPO Interaktif, Jeddah -Sederet kasus penyiksaan terhadap Tenaga Kerja Indonesia di Arab Saudi tidak mempengaruhi permohonan visa ke Negeri Emas Hitam tersebut. "Tidak berubah," kata Duta Besar Kerajaan Saudi untuk Indonesia Abdurrahman al-Khayyath, Kamis (23/11).
Seperti dikutip Saudi Gazette, data dari Komite Kamar Dagang bagian Timur menyatakan Kedutaan Besar Saudi di Jakarta tetap mengeluarkan 1.000 visa pekerja dan 700 visa kunjungan per hari. Indonesia menempati posisi pertama dalam daftar buruh asing di Saudi, sebanyak satu juta orang. "Mereka selalu ingin kembali ke Saudi," ujar Al-Khayyath
Al-Khayyath mengaku telah bertemu Menteri Tenaga Kerja Muhaimin Iskandar. "Dia tidak berencana menghentikan pengiriman tenaga kerja," katanya. Duta Besar yang telah empat tahun bertugas di Jakarta ini mengatakan insiden-insiden ini tidak dapat digeneralisir. "Kasus ini tidak akan membuat kita lupa betapa baiknya perlakuan yang diterima TKI di Kerajaan kami," katanya.
Protes terhadap Saudi berkembang sejak mencuatnya penganiayaan Sumiati binti Salan Mustapa, tenaga kerja migran asal Dompu, Nusa Tenggara Barat di Madinah. Sumber harian Saudi Gazette mengatakan kasus ini jadi perhatian khusus bagi kerajaan. Amir alias pemimpin Madinah Pangeran Abdul Aziz bin Majed bin Abdulaziz memantau kasus ini secara personal. Majikan Sumiati, perempuan berumur 50, telah ditahan. Sumiati, yang terluka dari kepala sampai kaki, masih dirawat di Rumah Sakit Raja Fahd di Madinah ditemani perwakilan dari Konsulat Indonesia.
SAUDI GAZETTE | REZA M
Iklan
