“Kita pastikan tidak akan ada pengibaran Bintang Kejora. Bila ada isu seperti itu, itu semuanya tidak benar,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Wachyono, Minggu (21/11).
Polda Papua menyatakan, pengamanan yang diberikan saat kedatangan Presiden SBY dipastikan mampu menghalau gelagat buruk yang bakal terjadi. “Ada ribuan personil gabungan dari TNI dan kepolisian, kita juga hanya ring dua dan tiga, ada juga pengamanan dari Paspampres, jadi tidak mungkin jika terjadi pengibaran Bintang Kejora depan Presiden,” ujar Wachyono.
Sebelumnya pengibaran Bendera Bintang Kejora terjadi di Kabupaten Jayawijaya, Papua, Sabtu (20/11) siang. Polisi telah menahan Sembilan orang dari Tentara Revolusioner Papua Barat (TRPB). “Mereka kini sementara diperiksa, belum ada penetapan mereka sebagai tersangka, jika kemudian akan diproses, itu tergantung dari pemeriksaan nanti, yang pasti kita sudah mendapat bukti bendera yang dikibarkan,” kata Kapolres Wamena, Jayawijaya AKBP I Gede Sumerta Jaya.
Sementara itu menyikapi kedatangan Presiden SBY ke Papua sore nanti, Gerakan Solidaritas Nasional Rakyat Papua Bersatu di Jayapura menggelar mogok massal dan mengancam memboikot kunjungan tersebut. “Kami menggelar mogok massal dari tanggal 22 hingga 23 November. Kami tidak akan melakukan apa-apa untuk memprotes kedatangan Presiden,” kata Ketua Front Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera), Selvius Bobii.
Mogok massal yakni dengan menghentikan semua kegiatan baik aktivitas kerja di kantor, kampus dan sekolah. “Ini protes kami agar Presiden melihat kembali sejarah Papua yang cacat hukum serta kejahatan kemanusiaan Indonesia terhadap rakyat bangsa Papua,” ujar Bobii.
Presiden SBY direncanakan akan berada di Jayapura hingga dua hari. Setibanya di Jayapura, SBY langsung akan membuka pertemuan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Nusantara di Auditorium Universitas Cenderawasih, Kota Jayapura, Minggu sore.
JERRY OMONA