“Pasukan ini untuk menjaga perdamaian di Tanah Papua dan memberi rasa aman bagi penduduk di Papua,” kata Forkorus Yeboisembut, Ketua Dewan Adat Papua.
Jumlah Pasukan Penjaga Tanah Papua di Jayapura sebanyak 1.000 prajurit. Di wilayah selatan dan utara Papua, di bawah 500 orang. “Di Jayapura yang paling banyak, pasukan ini bukan prajurit tandingan TNI atau Polri, tapi sebagai pasukan adat di Papua,” ujarnya.
Petapa dibentuk pada tahun 2006 di Jayapura. Awalnya pasukan ini disebut sebagai polisi adat. Di tahun 2004, polisi adat diubah menjadi Pasukan Penjaga Dusun Papua dan kemudian menjadi Petapa setelahnya. “Pembentukan Petapa setelah dilakukan rapat kerja adat di Biak, kemudian didirikan dengan nama Petapa tadi.”
Petapa dulunya dipersenjatai dengan panah atau tombak tradisional. Memasuki 2010, senjata Petapa diganti dengan kayu pemukul. Seragam mereka juga diubah dari sebelumnya hanya berupa pakaian adat dengan cawat (penutup kemaluan) menjadi seragam mirip Satuan Brigadir Mobil, berwarna biru tua, dilengkapi baret biru muda. Pada lengan tiap prajurit, disematkan sebuah lambang mirip Bendera Bintang Kejora dengan Bintang bergaris merah, biru, dan putih.
“Gelaran Pasukan ini merupakan yang kedua kalinya. Kita ingin menunjukkan bahwa kita juga punya pasukan untuk menjaga perdamaian di Papua,” kata Forkorus.
Peringatan kematian Theys Eluay dijaga ketat polisi bersenjata lengkap dari Polres Kabupaten Jayapura. Usai upacara, ratusan warga Papua kemudian beranjak ke Pendopo Theys Eluay dan melakukan jamuan bersama.
JERRY OMONA