Kepala Bidang Kesejahteraan Rakyat, Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya, Wawan Widiarto, mengatakan kenaikan jumlah anggaran karena pada tahun-tahun sebelumnya anggarannya selalu kurang.
"Kalau ternyata masih kurang juga, Pemkot akan menambah lagi dalam perubahan anggaran keuangan (PAK) Anggaran Pendapatan Belanja Daerah 2011," katanya, Kamis (11/11).
Mnurut Wawan, dari anggaran Rp 55,3 miliar tersebut, sebanyak Rp 8,4 miliar diperuntukkan bagi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bhakti Dharma Husada, Rp 21,4 miliar untuk RSUD dr Soewandhie, dan Rp 25 miliar dikelola Dinas Kesehatan Surabaya.
RSUD Bhakti Dharma Husada mendapat kuota menangani 1.080 pasien rawat inap dan 8.100 pasien rawat jalan. Sedangkan RSUD dr Soewandhi 3.468 pasien rawat inap, dan sebanyak 9.945 pasien rawat jalan.
Sedangkan anggaran di Dinas Kesehatan sebesar untuk pembayaran klaim 24 rumah sakit swasta baik di dalam Kota Surabaya dan di luar Kota Surabaya. "Jadi gakin dari Surabaya bisa berobat gratis di rumah sakit luar kota yang bekerja sama dengan Pemkot Surabaya," ujar Wawan.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Esty Martiana Rachmie mengatakan, peningkatan anggaran untuk pasien miskin adalah untuk memenuhi permintaan rumah sakit milik pemerintah. "Rumah sakit pemerintah punya kewenangan menyusun alokasi anggaran untuk pasien miskin," ucapnya.
Ia mengatakan Dinas Kesehatan telah memperluas kerjasama dengan rumah sakit yang ada di Surabaya dan diluar kota. "Jika ada pasien gakin yang kena kecelakaan atau sakit di Lamongan, mereka bisa berobat di rumah sakit setempat," tuturnya pula.
Dengan bertambahnya anggaran, tidak ada lagi alasan bagi rumah sakit menolak pasien gakin. "Mereka harus dijamin bisa berobat, nanti pembayarannya bisa diklaim kepada kami," kataya. DINI MAWUNTYAS.