Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ribuan Makanan Ringan Impor Ditarik

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Tegal - Ribuan makanan ringan impor yang dijajakan Pasar Raya Pasifik Mall Kota Tegal ditarik dari peredaran.

Sejumlah makanan ringan jenis permen dan minuman seperti Simon Coin, Hand Jelly, Jelly Buah, dan Madu Stik ini diketahui tak layak konsumsi karena kemasanya banyak rusak.

Kemudian tanpa keterangan batas waktu kadaluwarsa dan tak mencantumkan komposisi bahan makanan. "Ini berbahaya bagi masyarakat, karena makanan tersebut tak jelas, apa lagi saya temukan kemasannya sudah ada semutnya," ujar Wali Kota Tegal, Ikmal Jaya saat inspeksi mendadak di Pasar Raya Pasifik Mall.

Ikmal sengaja melakukan inspeksi mendadak saat bulan puasa dan menjelang lebaran, langkah ini dilakukan untuk memastikan makanan yang dikonsumsi masyarakat benar-benar aman. "Ini akan dilanjutkan terus oleh dinas terkait yang berkoordinasi dengan satpol PP," ujar Ikmal menjelaskan.

Selain makanan siap saji yang berada di mall dan pasar, Pemerintah Kota Tegal juga berencana mengelar inspeksi mendadak untuk mengontrol sejumlah bahan makanan seperti daging dengan cara melibatkan Dinas Pertanian Peternakan dan Kelautan.

"Pokoknya kalau ada bahan makanan atau pun makanan jadi yang berbahaya langsung ditarik seperti sekarang," tegas Ikmal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu pengelola Pasar Raya Pasifik Mall Kota Tegal, Aries Mardiyanto menyatakan terkejut dengan temuan bahan makanan impor yang ditemukan saat sidak kemarin.

"Kami sudah melakukan program kontrol makanan satu bulan sebelum bulan puasa, bahkan selama bulan puasa ini kami lakukan rutin, " ujar Aries Mardiyanto kemarin.

Menurut Aries, sejumlah makanan impor tersebut dikirim oleh salah satu supplier makan dari Semarang. Instansinya segera mengembalikan makanan tersebut dan tak akan menerima kembali sebelum syarat yang dicantumkan tak dipenuhi.

"Salah satunya ada bukti pemerksaan badan pemeriksan makanan, departemen kesehatan dan catatan kandungan makanan," katanya.


EDI FAISOL

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Petani Sari Kelapa Keluhkan Penggerebekan Polisi  

21 April 2015

Dengan membawa jerigen, seorang warga memanjat pohon kelapa untuk mengambil air Nira di desa Muncar, Banyuwangi, 19 Oktober 2014. Warga yang berprofesi sebagai penyadap nira tersebut mampu mengumpulkan nira untuk dijadikan gula kelapa sebanyak 40 kilogram. TEMPO/Fully Syafi
Petani Sari Kelapa Keluhkan Penggerebekan Polisi  

Di Indonesia, amonium sulfat khusus makanan (food grade) tak beredar, sehingga petani memanfaatkan pupuk yang ada kandungan zat itu.


Remaja Ini Mengalahkan Raksasa PepsiCo  

26 Januari 2013

Ilustrasi minuman bersoda. Sxc.hu
Remaja Ini Mengalahkan Raksasa PepsiCo  

Melalui jejaring sosial petisi online, www.change.org, remaja itu berhasil mengumpulkan tanda tangan sekitar 200 ribu orang untuk menghilangkan bahan BVO.


Cina Temukan Kembali Kasus Susu Mengandung Melamin

8 Februari 2010

Cina Temukan Kembali Kasus Susu Mengandung Melamin

Menurut koran Harian Cina, Senin (8/2), hampir 100 ton bubuk susu tercemar melamin mungkin masih berada di rak toko.


Badan POM Awasi Makanan Impor Tak Berizin

4 Februari 2010

Petugas Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) mengumpulkan beragam produk permen yang diduga mengandung melamin saat inspeksi ke pusat perbelanjaan di Denpasar, Bali, Jumat (13/3). ANTARA/Nyoman Budhiana
Badan POM Awasi Makanan Impor Tak Berizin

"Di saat seperti sekarang ini (Imlek) kan peredaran semakin banyak, BPOM pusat pasti akan membantu daerah untuk melakukan pengawasan di lapangan,"katanya.


42 Persen Peralatan Makan Mengandung Melamin

1 Juni 2009

DOK TEMPO
42 Persen Peralatan Makan Mengandung Melamin

Kebanyakan peralatan yang mengandung melamin itu diimpor dari Cina. Tapi ada juga yang produk lokal.


Skandal Melamin di Cina, Satu Orang Divonis Hukuman Mati

22 Januari 2009

Skandal Melamin di Cina, Satu Orang Divonis Hukuman Mati

Pengadilan di Cina memvonis hukuman mati terhadap seorang pria yang dianggap bersalah membahayakan kesehatan masyarakat terkait skandal susu yang terkontaminasi melamin.


Hanya 30 Detik Untuk Mengetahui Melamin di Dalam Susu

20 Januari 2009

AFP FOTO
Hanya 30 Detik Untuk Mengetahui Melamin di Dalam Susu

Peneliti Swiss berhasil mengembangkan teknik lebih cepat untuk mendeteksi produk minuman susu yang mengandung melamin. Sebelumnya butuh waktu 20 sampai 60 menit untuk mendeteksinya.


Santunan Rp 320 Juta Untuk Bayi yang Meninggal Karena Susu Melamin

16 Januari 2009

Santunan Rp 320 Juta Untuk Bayi yang Meninggal Karena Susu Melamin

Sanlu dan perusahaan lainnya menawarkan kompensasi 200 ribu Yuan atau sekitar Rp 320 juta untuk keluarga yang anak meninggal, 30 ribu Yuan untuk anak yang sakit parah, dan 2.000 Yuan untuk yang sakit ringan.


Pabrik Susu Sanlu Dinyatakan Bangkrut

24 Desember 2008

Pabrik Susu Sanlu Dinyatakan Bangkrut

Melalui pengadilan di Shijiazuang, Provinsi Hebei, pabrik susu Sanlu yang terbukti mengandung melamin dinyatakan bangkrut.


WHO Batasi Kadar Melamin dalam Makanan

7 Desember 2008

WHO Batasi Kadar Melamin dalam Makanan

Jorgen Schlundt, direktur WHO untuk kemananan makanan mengatakan, batasan tersebut lebih rendah dibandingkan penetapan Uni Eropa, yaitu 0,5 miligram.