Ketentuan Hiswana Migas itu dikeluarkan setelah kasus ledakan akibat kebocoran tabung gas, terutama ukuran 3 kilogram terus terjadi. Sejak pelaksanaan konversi minyak tanah ke gas elpiji, di Kediri terjadi tiga kasus. Meski tidak menimbulkan korban jiwa namun melukai sejumlah warga dan menghanguskan rumah serta kios. Kasus terbaru menyebabkan tiga orang mengalami luka bakar di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Selasa (10/8).
Menurut David ketidak hati-hatian petugas penjualan di tingkat agen, pangkalan, dan toko menjadi salah satu penyebab kebocoran tersebut. Selain itu, perlakuan yang salah pada saat pengisian gas di SPBE, juga menjadi pemicu terjadinya ledakan.
Untuk mengeliminir kasus ledakan akibat kebocoran tabung, Hiswana Migas merasa perlu mengeluarkan ketentuan bagi agen hingga toko penjualan gas elpiji menyediakan ember berisi air.
Saat ini sedikitnya 64 agen beroperasi melayani penjualan tabung gas di tujuh kabupaten dan kota di wilayah eks-Karisidenan Kediri. Mereka tersebar di Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Blitar, Kota Blitar, Kabupaten Kediri, Kota Kediri, dan Kabupaten Nganjuk. “Masing-masing agen harus menginstruksikan ketersediaan ember air di toko yang dilayani,” ujar David.
Perlakuan lain yang memicu terjadinya ledakan tabung ini menurut David adalah penempatan tabung dan kompor gas yang salah. Sebagian besar masyarakat meletakkan tabung tepat di bawah kompor. Akibatnya jika terjadi kebocoran, dengan cepat gas akan menyambar api di atasnya hingga memicu kebakaran disertai ledakan.
Baca Juga:
David juga mengatakan penarikan regulator dan selang palsu di masyarakat hingga kini belum dilakukan pemerintah. Hiswana Migas hanya diminta menyiapkan 10 agen di wilayah Kediri untuk menjadi fasilitator penarikan selang dan regulator tak ber-SNI tersebut. “Tapi kapan pelaksanaannya kami belum tahu,” ucapnya.
Manajer SPBE Sinar Hasil Buana Suyatno memastikan tabung yang dikirimkan ke agen dalam kondisi baik. Sebelum diisi dan diedarkan ke masyarakat tabung-tabung tersebut telah melalui proses verifikasi. Saat ini terdapat 13.500 tabung ukuran 3 kilogram rusak yang diamankan di SPBE tersebut. Rencananya tabung itu akan dikembalikan kepada produsen untuk diganti yang baru. “Setiap hari ada 200 tabung yang rusak,” paparnya.
Dalam pemeriksaan yang dilakukan Hiswana Migas bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kediri tidak ditemukan adanya kesalahan pengisian tabung di SPBE. “Seluruh kasus ledakan yang terjadi di Kediri bukan karena masalah tabung,” kata Kepala Seksi Riset Pasar dan Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulardi. HARI TRI WASONO.