Wakil Kepala Bulog Sukandar mengatakan, Bulog baru memenuhi 26 ribu ton beras pada semester pertama dari target 32,5 ribu ton. Sedangkan target pengadaan beras selama setahun mencapai 65 ribu ton. "Target pengadaan beras masih kurang 39 ribu ton," katanya kepada wartawan, Selasa (3/8).
Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan pengadaan beras selama semester pertama lalu tidak memenuhi target. Yakni, perubahan iklim yang mengakibatkan hama bermunculan menyerang tanaman padi. Akibatnya banyak petani mengalami gagal panen.
Penyebab lainnya, petani lebih memilih menjual berasnya kepada tengkulak karena harga yang lebih tinggi dari harga pembeliaan pemerintah (HPP). Menurut dia, harga di tingkat tengkulak mencapai Rp 5.800 per kilogram sedangkan HPP Rp 5.060 per kilogram.
Untuk memenuhi target akhir tahun, kata dia, Bulog bekerjasama dengan 28 perusahaan penggilingan padi supaya mau menjual beras ke Bulog. Selain itu Bulog juga menggandeng Himpunan Kerukunan Tani Indonesia dan Kontak Tani Nelayan Andalan untuk membantu sosialisasi kepada petani. "Tapi kami tetap optimistis target bisa terpenuhi hingga Desember," ujarnya.
Bulog juga menjamin stok beras untuk masyarakat Banyuwangi cukup hingga Mei 2011. Stok beras tersebut hasil pengadaan tahun 2009 lalu. Hingga Juni 2010 Bulog memiliki cadangan beras sebanyak 36 ribu ton.
Selain memenuhi kebutuhan lokal, Bulog Banyuwangi juga mengirimkan berasnya ke Padang sebanyak 2.500 ton dan Nusa Tenggara Timur 950 ton. IKA NINGTYAS.