TEMPO Interaktif, Purwakarta - Memasuki usianya yang ke 179, Kota Purwakarta masih dihadapkan dengan masalah kemiskinan warganya. Hingga kini jumlah warga miskin di kota itu mencapai 55 ribu Kepala Keluarga (KK). Mereka kebanyakan berasal dari pasangan keluarga yang telah berusia rata-rata di atas 60 tahun.
"Kami mengalami kesulitan mengentaskan mereka yang sudah berusia lanjut itu," kata Dedi Mulyadi, Bupati Kabupaten Purwakarta kepada Tempo, Selasa (20/7).
Selain faktor usia, kata Dedi, para keluarga maiskin lainnya terbagi dalam dua kategori. "Miskin karena struktural dan kultural," tutur Dedi. Yang miskin struktural angkanya mencapai 20 persen sedangkan yang disebabkan kultural mencapai angka 30 persenan.
Untuk mengentaskan keluarga muda yang miskin, Dedi mengaku sedang terus berupaya melakukan pendekatan populis. Misalnya, yang diusia sekolah mereka diwajibkan masuk ke sekolah-sekolah berbasis keterampilan yakni Sekolah Menengah Kejuruan.
Di sekolah-sekolah kejuruan itu, mereka ditempa keterampilan, misalnya, perbengkelan, otomotif, kelistrikan, perdagangan, dan lain-lain. "Supaya ketika mereka lulus sekolah, sudah memiliki produktivitas yang tinggi," kata Dedi.
Sedangkan terhadap keluarga miskin yang sudah berusia adi atas 60 tahun ke atas, Dedi menjanjikan, akan memberikan jaminan kesehatan hari tua. "Solusi itu, mungkin baru akan terealisasi selepas 2012," ujar Dedi. Sebab, sampai tahun 2012 Pemerintah Kabupaten Purwakarta, memiliki program prioritas yakni pembanguanan infrastruktur jalan, jembatan, dan airigasi.
Menurut perhitungan Dedi, asuransi jaminan kesehatan hari tua yang sudah dirancangnya tersebut, paling banter akan menghabiskan dana Rp 15 miliar per tahun. Jika "mimpi" itu tercapai, Dedi optimistis, keluarga miskin di Purwakarta jumlahnya akan mengalami penyusutan yang signifikan.
NANANG SUTISNA.