TEMPO Interaktif, Jakarta - Senin (19/7), Sukawi Sutarip lengser dari jabatannya sebagai Wali Kota Semarang. Kepada Tempo, lelaki kelahiran Pati 60 tahun lalu ini mengaku tak mengalami post power syndrom usai menjadi orang nomor satu di Pemerintah Kota Semarang.
"Biasa saja. Saya justru merasa merdeka karena salah satu tanggung jawab telah selesai," ujarnya. Sukawi mengaku telah mempersiapkan diri sebagai warga masyarakat biasa yang jauh ari protokoler kedinasan.
Jabatan yang telah dua periode dipegangnya itu, kini digantikan oleh Soemarmo Hadi Saputro, mantan Sekretaris daerah Kota Semarang yang memenangi Pemilu Wali Kota April lalu.
Untuk mengisi waktu luang, Sukawi mengaku akan kembali menekuni dunia usaha ynag telah ia tinggalkan sejak dia dilantik sebagai Wali Kota Semarang periode pertama 19 Juli 2000. Antara lain bisnis pengembang perumahan di beberapa tempat di Semarang dan Temanggung dengan bendera "Sukawi Jaya".
Ada juga Bank Perkreditan Rakyat Kawi Sentra. Kini, besama anaknya yang ragil, Sukawi mengaku sedang mengembangkan stasiun pengisian bulk elpiji. Sejak enam bulan terakhir dia memilih tinggal di rumah pribadinya di Jalan Durian, Banyumanik, Semarang. "Biar tidak kaget mas," tandasnya.
"Setelah menjadi wali Kota, semua perusahaan Saya lepas. Sekarang mau saya urusi lgi," tuturnya. Dengan sejumlah usaha dan aset yang ia miliki, tak heran jika Sukawi merupakan salah satu pejabat negara di Jawa Tengah dengan kekayaan tertinggi, sekitar Rp 65 miliar.
Bagaimana dengan dugaan kasus korupsi yang menjeratnya, sehingga Kejaksaan Tinggi Jawa TEngah menetapkan dirinya sebgagai tersangka? Sukawi menganggap semua pemberitaan kasus korupsi yang dituduhkan kepadanya hanya bersifat dugaan. "Semuanya harus dibuktikan melalui proses hukum. Saya siap," tukasnya.
Sukawi juga mengaku tak takut dengan ancaman pemanggilan dari Kejaksaan Tinggi untuk memeriksanya setelah tak lagi menjadi Wali Kota karena tak lagi membutuhkan ijin dari presiden. "Silakan. Tak ada warga negara yang kebal hukum".
Hingga Maret tahun depan, sukawi juga masih sibuk mengurusi Partai Demokrat Jawa Tengah yang ia pimpin. Dia mengaku belum mempersiapkan sesuatu, termasuk menunjuk pengacara untuk mendampingi penyelesaian kasusnya.
SOHIRIN