Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyerangan Dilakukan Secara Terencana

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta:Tiga orang provokator kerusuhan Sampit, Kalimantan Tengah, yang diperiksa di Mabes Polri mengakui penyerangan warga Dayak terhadap suku Madura di Sampit dan sekitarnya itu telah disiapkan beberapa hari sebelumnya. Sebelum melakukan penyerangan pada Minggu (18/2) pukul 01.00 WITA, warga Dayak dan non-Madura telah mengadakan pertemuan sebanyak 11 kali.

“Bahkan, sebelum melakukan penyerangan, mereka sempat mengadakan upacara adat untuk menyerang suku Madura,” ujar Kakorserse Polri Irjen Pol Engkesman Hillep dalam keterangan persnya bersama Kapolri Jendral Pol S. Bimantoro dan Kapuspen Polri Irjen Pol Didi Widayadi, Rabu (7/2) di Mabes Polri, Jl. Trunojoyo, Kebayoran, Jakarta Selatan.

Otak kerusuhan itu, ujar dia, diketahui berinisial FA, SH., seorang Kabid Litbang Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kotim dan menduduki posisi sebagai Sekretaris Musyawarah Masyarakat Dayat Kalimantan Tengah; ILP alias IN, pegawai sasta, dan LW bin MB, seorang polisi kehutanan.

Polisi menajamkan pemeriksaan terhadap FA yang dinilai lebih memahami dari kedua rekannya. FA mengaku telah menyiapkan uang Rp 15 juta untuk menciptakan kerusuhan di kota itu. Namun, diakuinya, pada saat penyerangan 30 orang Dayak terhadap suku Madura pada 18 Februari itu, ia justru berada di Kotawaringin Barat, Pangkalanboen. Dalam penyerangan itu, satu keluarga Madura beranggotakan empat orang meninggal dunia.

Menurut Engkesman, berdasarkan pengakuan tersangka, motif mereka melakukan penyerangan didorong oleh dendam masyarakat Dayak terhadap peristiwa bentrokan di Kerengpanji antara orang Madura dengan orang Dayak yang mengakibatkan luka-luka sejumlah warga Dayak. Pelaku yang dibebaskan polisi dan dilindungi orang Madura itu menorehkan luka bagi warga Dayak.

Setelah kejadian itu, tokoh-tokoh Madura di Sampit mengadakan upacara Gema Perdamaian agar masyarakat Dayak melupakan peristiwa itu. Undangan acara itu dibuat dengan mengatasnamakan sebagian warga Dayak yang tidak mengetahui perihal acara itu. Akibatnya, banyak warga Dayak menganggap nama-nama itu telah berkhianat terhadap sukunya sendiri. FA sendiri tak luput dari nama yang dicatut warga Madura itu.

Fatalnya, kata Engkesman mengutip FA, upacara Gema Perdamaian itu mencomot saja beberapa orang Dayak yang tidak terkait dengan peristiwa di Karangpanji itu untuk melakukan upacara Gema Perdamaian. Akibatnya, bukan upacara Gema Perdamaian yang terjadi, justru muncul upacara ritual yang mengesankan warga Madura akan melakukan serangan terhadap warga Dayak. Dari sinilah warga Dayak bersepakat menyerang warga Madura.

Pengakuan tersangka ini, menurut Kapolri Jendral Surojo Bimantoro, masih akan ditelusuri polisi untuk memastikan kebenaran pengakuannya. “Kita cek dengan saksi-saksi yang ada, karena bisa saja pengakuan itu hanya siasat tersangka menutupi alasan sebenarnya,” ujar Bimantoro.

Bimantoro menilai peristiwa yang terjadi di Sampit itu, akibat dari cultural lack. Sekalipun telah ada akulturasi budaya bertahun-tahun antara warga Dayak dengan pendatang, namun warga yang terus berdatangan dan membawa karakteristik baru ini mengakibatkan ketegangan-ketegangan tidak dapat dihindari lagi.

Kapolri juga mengungkapkan pertemuan dirinya dengan tokoh Dayak dan Madura yang menghasilkan suatu keinginan kuat dari wakil Madura agar dapat kembali ke Sampit. Warga Dayak pun, tutur Kapolri, bersedia menerima kembali warga Madura karena Indondesia merupakan negara kesatuan. “Untuk mewujudkan suasana itu dibutuhkan proses rekonsiliasi yang tidak pendek. Kami akan membantu melakukan penyiapan secara psikologis,”kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pemda Kalimantan Selatan, lanjut Kapolri, bersedia memfasilitasi rekonsiliasi warga Dayak dengan Madura. Pemda Kalsel akan menjadi tuan rumah pertemuan-pertemuan itu dan akan melakukan penyelesaian secara adat.

Soal pengiriman Direktur Intelejen dan Pengamanam Brigjen Pol Wahyu Saronto bersama tim ke Sampit untuk mengevaluasi pekerjaan Polda Kalteng mengamankan wilayahnya, Kapolri memaparkan, Mabes Polri berusaha menilai secara jujur pada saat kejadian terjadi. Sehingga, ia sangat memaklumi posisi Kapolda Kalteng, Brigjen Pol Bambang Pranoto cukup kesulitan kerusuhan ini. “Siapapun yang menjadi Kapolda Kalteng dalam situasi seperti ini akan merasa terjepit,”tegas dia.

Pengamanan yang lambat dari polisi dalam kerusuhan ini, kata Bimantoro, karena wilayah Kotim yang sangat luas, sekitar 1/3 Pulau Jawa, kondisi tanah yang rusak, kekuatan polri yang terbatas, banyaknya perusuh, dan berbaurnya warga Dayak dan Madura bertahun-tahun. “Ini memungkin terjadinya pergesekan,” ujar dia.

Kapolri juga menegaskan akan menindak tegas anggotanya yang terlibat baku tembak dengan TNI AD pada saat mengamankan pengungsi di Pelabuhan. Polri, kata dia, telah mebentu tim gabungan dengan Provost untuk menyelidiki soal ini. Menurut diaa, perselisihan anggotanya dengan TNI AD, terdorong “semangat” bertugas menyelamatkan para pengungsi. Untuk menyelesaikan persoalan ini, kata dia, embarkasi pelabuhan Sampit diserahkan TNI, sedangkan perjalanan menuju pelabuhan diserahkan ke Polda Kalteng.

Sementara itu, Kapuspen Polri Irjen Pol Didi Widayadi memaparkan kerugian materiil yang harus dipikul akibat kerusuhan di Sampit. Dari data yang diperoleh dario Ditintel Polda Kalteng dari 18 Februari sampai 6 Maret 2001, sebanyak 1192 buah rumah dibakar, 749 dirusak, 16 buah roda empat, 43 roda dua, dan 114 buah becak dirusak massa. Korban meninggal sejumlah 371 orang dan 27 orang luka berat. “Korban meninggal lebih sedikit dari informasi terdahulu karena petugas mengalami penghitungan dengan mendobel korban jiwa,” kata Didi.

Sedangkan data orang yang ditahan, sebanyak 42 orang ditahan di Sampit dan tiga orang di Mabes Polri, 84 orang suku Dayak ditangkap di Hotel Rama, dan 38 orang ditangguhkan penahanannya. Kapuspen juga menuturkan, telah mengungsikan 45.574 warga Madura ke Pulau Jawa, dengan perincian terbanyak di Surabaya, diikuti Semarang, Tegal, dan Jakarta. Pengungsian juga dilakukan melalui jalan darat ke Banjarmasin.

Daerah yang bergolak, kata Kapuspen, berada di Palangkaraya 215 km dari Sampit, Samuda 40 km dari Sampit, Kumai 225 Km dari Sampit, Parenggean 112 km dari Sampit, Ketapang dan Baamang yang berada di dalam kota Sampit.

Polri, ujar Didi, telah menepatkan personelnya sebanyak 3 SSK Polda, 2 SSK Brimob Mabes, dan 1 Batalyon Brimob Mabes yang ditempatkan di Sampit. Di Palangkaraya, diterjunkan 2 SSK Brimob Mabes, 1 SSK Brimob Kalsel, 2 SST Brimob Kalteng, dan 3 SST Polda Kalteng. Polri juga minta bantuan kepada TNI yang menurunkan 2 SSK TNI Kalteng, 2 SSK TNI Banjarmasin, 1 batalyon TNI AD Balikpapan, dan 1 batalyon TNI AD Purworejo. (Istiqomatul Hayati)

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

6 menit lalu

MA diamankan Polda Riau karena diduga memanipulasi suara hakim MK soal sengketa hasil pilpres. ANTARA/HO-Polda Riau
Pria di Riau Edit Suara Hakim MK Soal Putusan Sengketa Pilpres, Tambah Narasi Selamat Pendukung 02

Polda Riau menciduk seorang pria di Rokan Hilir Riau karena mengedit suara hakim MK soal putusan sengketa pilpres. Ada narasi jogetin aja.


Jadwal Lanjutan Sidang MK Soal Sengketa Pilpres atau PHPU, Apa Agendanya?

7 menit lalu

Delapan hakim Mahkamah Konstitusi dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum untuk Pemilihan Presiden 2024 atau PHPU Pilpres di Gedung MK, Jakarta Pusat pada Senin, 1 April 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Jadwal Lanjutan Sidang MK Soal Sengketa Pilpres atau PHPU, Apa Agendanya?

Sidang Mahkamah Konstitusi (MK) soal sengketa Pilpres berlanjut usai libur Lebaran 2024. Berikut jadwal lanjutan sidang PHPU?


10 Ribu Perempuan di Jalur Gaza Tewas dalam Serangan Israel

9 menit lalu

Dua perempuan menangisi jasad keluarganya yang tewas akibat serangan Israel di rumah sakit Abu Yousef Al-Najjar, di Rafah, Jalur Gaza, 12 Februari 2024. Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Rafah, Gaza pada Senin (12/2) dini hari waktu setempat. REUTERS/Mohammed Salem
10 Ribu Perempuan di Jalur Gaza Tewas dalam Serangan Israel

Ada lebih dari 10 ribu perempuan di Jalur Gaza tewas akibat enam bulan serangan Israel yang melelahkan.


Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Demo di Gedung MK Besok, Haris Rusli: Respons Tuduhan Disuap Bansos

14 menit lalu

Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka menyampaikan pidato dalam acara Mengawal Suara Rakyat di Istora Senayan, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. TEMPO/M Taufan Rengganis
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Demo di Gedung MK Besok, Haris Rusli: Respons Tuduhan Disuap Bansos

Komandan TKN Golf Prabowo-Gibran Haris Rusli Mouti mengatakan, seratusan ribu pendukung Prabowo-Gibran akan berunjuk rasa di depan MK pada Jumat.


Faradina Mufti dan Reza Rahadian Perankan Karakter Utama Sita dan Adil dalam Film Siksa Kubur

14 menit lalu

Film Siksa Kubur. Dok. Come and See Pictures
Faradina Mufti dan Reza Rahadian Perankan Karakter Utama Sita dan Adil dalam Film Siksa Kubur

Pemeran film Siksa Kubur, Reza Rahadian dan Faradina Mufti sebagai Adil dan Sita menjadi tokoh sentral film ini. Begini karakternya.


Jadwal dan Lokasi Konser Sheila on 7 Tunggu Aku di 5 Kota Indonesia

19 menit lalu

Sheila on 7 akan menggelar konser 'Tunggu Aku di' 5 kota besar Indonesia. Dok. Antara Suara
Jadwal dan Lokasi Konser Sheila on 7 Tunggu Aku di 5 Kota Indonesia

Sheila on 7 akan memulai rangkaian tur konser 'Tunggu Aku di' 5 kota Indonesia pada Juli mendatang. Tiket akan dijual mulai 27 April 2024.


Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

23 menit lalu

Gunungan sayur-mayur dan ketupat menjadi bagian dari rangkaian acara Bakdo Sapi yang diadakan di Dukuh Mlambong, Desa Sruni, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Rabu, 17 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Mengintip Bakdo Sapi di Boyolali, Tradisi Nenek Moyang yang Digelar setiap Akhir Lebaran

Tradisi Bakdo Sapi digelar di akhir perayaan Lebaran, bertepatan dengan kupatan atau syawalan


Medsos Ramai Prajurit TNI Diduga Diam-diam Potret Penumpang Lain di Kereta Api, Ketahui Hak Privasi dan Jenis Data Pribadi

27 menit lalu

Memotret menggunakan telepon seluler. gigaom.com
Medsos Ramai Prajurit TNI Diduga Diam-diam Potret Penumpang Lain di Kereta Api, Ketahui Hak Privasi dan Jenis Data Pribadi

Seorang prajurit TNI diduga diam-diam memotret penumpang lain di kereta api. Ini jenis-jenis data pribadi yang harus dilindungi sebagai hak privasi.


Siapkan Payung Saat Pulang Kerja, BMKG Prediksi Mayoritas Area Jakarta Hujan Sejak Sore

48 menit lalu

Ilustrasi - Pejalan kaki menggunakan payung untuk berlindung dari hujan saat melintas di pedestrian MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, 5 Desember 2023. (ANTARA FOTO/M RIEZKO BIMA ELKO PRASETYO)
Siapkan Payung Saat Pulang Kerja, BMKG Prediksi Mayoritas Area Jakarta Hujan Sejak Sore

Hampir seluruh Jakarta berpeluang hujan sejak siang menuju malam. BMKG mencatat suhu udara berkisar 24-31 derajat Celcius


Gibran Harap Megawati Beri Izin Jokowi Bertemu

54 menit lalu

Wali Kota Solo sekaligus Cawapres Gibran Rakabuming Raka memberikan tanggapan soal surat Amicus Curiae yang dilayangkan oleh ketua umum PDIP Megawati Soekarnoputri kepada Mahkamah Konstitusi, di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Rabu, 17 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Harap Megawati Beri Izin Jokowi Bertemu

Gibran mengatakan jika Megawati mengizinkan Jokowi bertemu, maka para kader dan warga PDIP akan merasa sangat senang.