TEMPO Interaktif, Bandung - Ratusan pelajar dan mahasiswa Bandung membuat 200 lubang sumur biopori di sepanjang Jalan Dago, Minggu (13/6) pagi. Acara utama Dago Walking Day ke-4 itu bertujuan menyelamatkan Bandung dari krisis air.
Pembuatan lubang sebagai tempat penyimpanan air itu dimulai dari simpang Jalan Dago-Cikapayang. "Kondisi Bandung kini sudah sangat kritis air pada musim kemarau dan kebanjiran pada musim hujan," kata panitia acara Wawan Juanda, Minggu (12/6).
Selain penyimpan air, lubang sumur biopori tersebut akan diisi oleh sampah organik. Lubang itu juga diharapkan bisa meredam banjir cileuncang (sesaat) yang kerap terjadi di jalan raya. "Dan berakhir tragis di Bandung selatan yang rendah topografinya," kata dia.
Dari pantauan Tempo, pembuatan lubang dilakukan secara berkelompok. Sekitar 2-3 orang membuat lubang bergaris tengah 10-20 sentimeter. Kedalamannya maksimal mencapai 1 meter. Sumur dibuat di taman-taman kota dan halaman rumput di daerah kawasan hijau sisi jalan.
Tak cuma itu, puluhan pelajar lainnya dengan bersepeda atau berjalan kaki, memunguti sampah-sampah di Jalan Dago. Di jalan itu setiap hari Minggu menjadi kawasan Car Free Day.
ANWAR SISWADI