TEMPO Interaktif, Kediri -Sedikitnya 5.000 santri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri akan mengikuti pembersihan lendir (gurah) massal dan mencatatkannya ke Museum Rekor Indonesia (MURI). Panitia acara mengaku kesulitan mencari tempat untuk menampung lendir mereka.
Kegiatan gurah massal yang menjadi rangkaian Peringatan Satu Abad Lirboyo ini akan diselenggarakan pada tanggal 17 Juni. Gurah massal ini menjadi kegiatan tambahan selain sunatan massal dan donor darah yang diagendakan panitia pelaksana. “Ini akan dicatat di museum rekor,” kata salah satu panitia, Emha Nabil Haroen, kepada Tempo di Lirboyo, Kamis (3/6).
Menurut Nabil, kegiatan pembersihan lendir di tenggorokan atau gurah ini bukan barang baru di kalangan santri. Selama ini mereka kerap melakukan gurah untuk menjaga kesehatan dan kualitas suara dalam melantunkan ayat-ayat suci Al Quran. Bahkan Ponpes Lirboyo memiliki tenaga khusus untuk melayani gurah bagi santrinya.
Menariknya, panitia pelaksana mengaku kebingungan mencari wadah untuk menampung lendir ribuan santri tersebut. Apalagi diperkirakan kegiatan itu juga akan diikuti oleh masyarakat selain 5.000 santri yang telah dipersiapkan. “Kami belum menemukan lokasi untuk membuangnya,” kata Nabil tersenyum.
Selain gurah massal, panitia juga akan melakukan sunatan massal dengan 100 peserta dan donor darah dengan 2.500 orang. Kegiatan terakhir dijadwalkan akan dihadiri langsung oleh ketua Palang Merah Indonesia Jusuf Kalla di Lirboyo, besok 27 Juni 2010.
HARI TRI WASONO