Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sistem Presidensial Bisa Terancam  

image-gnews
Aburizal Bakrie/Tempo
Aburizal Bakrie/Tempo
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Pembentukan Sekretariat Gabungan Partai Koalisi dinilai membahayakan sistem pemerintahan presidensial. Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, pembentukan Sekretariat Gabungan tidak mengindahkan sistem ketatanegaraan yang ada.

"Ini (Sekretariat Gabungan) bisa menjadi superbody politik yang membuat lembaga resmi presiden, wakil presiden, dan kementerian terpasung," kata Ahmad Muzani kepada Tempo kemarin.

Ahmad mengatakan, ide awal pembentukan Sekretariat Gabungan itu baik untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, ia mengingatkan agar jangan sampai pemerintah bergantung pada partai koalisi. "Jangan sampai keputusan penting tergantung Sekretariat Gabungan."

Menurut ketua fraksi sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Tjahjo Kumolo, setiap partai yang tergabung dalam Sekretariat Gabungan harus lebih mengerti apakah pembentukan organisasi ini bisa membahayakan sistem pemerintahan presidensial. "Itu urusan mereka. Tapi pertanggungjawaban sistem pemerintah presidensial itu kepada rakyat," tuturnya saat dihubungi kemarin.

Tjahjo mengatakan ada tiga sikap yang diputuskan fraksinya menanggapi pembentukan Sekretariat Gabungan. Pertama, PDIP akan menjalankan amanat kongres untuk tetap otonom. Kedua, kata dia, fraksinya akan aktif membangun komunikasi politik dengan fraksi lain. Dan ketiga, PDIP tak mau terlibat dalam urusan rumah tangga partai lain. "Tetapi, kalau ada pengambilan keputusan di DPR yang melibatkan partai-partai tersebut, boleh dong kami bersikap beda," katanya.

Adapun Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta mengatakan, dengan terbentuknya Sekretariat Gabungan, nantinya Presiden tak boleh mengambil kebijakan tanpa berkonsultasi dengan koalisi. "Yang ada selama ini, koalisi seperti didikte. Sekarang diubah, koalisi dilibatkan dalam kebijakan-kebijakan," ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut ahli hukum tata negara dari Universitas Hasanuddin, Makassar, Irman Putra Sidin, Sekretariat Gabungan amat kuat pengaruhnya dalam penentuan kebijakan negara. Apalagi, Sekretariat Gabungan memiliki mekanisme musyawarah untuk membahas kebijakan. Irman menilai mekanisme ini bisa menggerus habis-habisan kekuasaan DPR.

Dengan berkurangnya kekuasaan parlemen, kata dia, Sekretariat Gabungan sudah berjalan menuju praktek parlementer. "DPR bisa mati, cuma jadi gedung acara pernikahan, sementara proses romantismenya di sekber," kata Irman.

Dalam sistem parlementer, kata Irman, kebijakan dibuat di parlemen. Adapun dalam sistem presidensial, seperti yang dianut Indonesia, kebijakan bisa dibuat oleh presiden dan dikontrol oleh parlemen.

"Dalam sistem presidensial, parlemen tidak bisa begitu saja menjatuhkan presiden, sehingga SBY seharusnya tidak perlu khawatir dan Sekretariat Gabungan tidak perlu ada," ujar Irman.


ARYANI KRISTANTI | AMIRULLAH | PUTI NOVIYANDA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Bertemu Tony Blair, Aburizal Bakrie Bahas Banyak Hal

2 November 2021

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie menghadiri rapat kerja nasional Partai Golkar di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis 22 Maret 2018. TEMPO/Arkhelaus W.
Bertemu Tony Blair, Aburizal Bakrie Bahas Banyak Hal

Aburizal Bakrie mengatakan jika pertemuannya dengan Tony Blair saat ini dalam keadaan keduanya tak lagi menjadi pejabat pemerintah


Pengamat Sebut Koalisi Kerakyatan Demokrat Sulit Terbentuk

20 Juni 2018

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari saat merilis hasil survei Indo Barometer yang menunjukkan pasangan calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum masih unggul dalam pemilihan kepala daerah Jawa Barat. Hotel Harris FX, Senayan pada Rabu, 20 Juni 2018. TEMPO.Dewi Nurita
Pengamat Sebut Koalisi Kerakyatan Demokrat Sulit Terbentuk

Direktur Eksekutif Indo Barometer M. Qodari menjelaskan dua alasan mengapa koalisi kerakyatan yang digagas Partai Demokrat sulit terbentuk.


PKS Tak Masalah Jika Gerindra Bergabung ke Koalisi Kerakyatan

18 Juni 2018

Bakal calon wakil Gubernur DKI Jakarta, Mardani Ali Sera. Mardani adalah kader Partai Keadilan Sejahtera. Tempo/Rezki Alvionitasari.
PKS Tak Masalah Jika Gerindra Bergabung ke Koalisi Kerakyatan

PKS memuji langkah Partai Gerindra yang membuka peluang membentuk Koalisi Kerakyatan bersama Partai Demokrat.


Idrus Marham: Golkar Tak Tergoda Koalisi Keumatan dan Kerakyatan

18 Juni 2018

Menteri Sosial Idrus Marham menyambut tamu-tamu <i>open house</i> di rumah dinasnya, Jalan Widya Chandra IV, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu, 16 Juni 2018. TEMPO/Budiarti Utami Putri.
Idrus Marham: Golkar Tak Tergoda Koalisi Keumatan dan Kerakyatan

Idrus Marham menegaskan dukungan Golkar terhadap Jokowi sebagai calon presiden 2019 sudah final.


Muhaimin: Koalisi Kerakyatan oleh Demokrat Sulit Terbentuk

11 Juni 2018

Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar ziarah ke makam wali dan raja- raja Demak, Jawa Tengah, Jumat, 1 Juni 2018. (dok MPR RI)
Muhaimin: Koalisi Kerakyatan oleh Demokrat Sulit Terbentuk

Muhaimin Iskandar mengungkapkan dua alasan mengapa ia menyebutkan koalisi kerakyatan yang digagas Demokrat sulit terbentuk.


Partai Demokrat Gagas Terbentuknya Koalisi Kerakyatan

10 Juni 2018

Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan orasi berjudul Dengarkan Suara Rakyat di Jakarta Convention Center Senayan, Sabtu malam, 9 Juni 2018. Orasi ini disaksikan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono beserta para kader Demokrat dari wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Tempo/Rezki Alvionitasari
Partai Demokrat Gagas Terbentuknya Koalisi Kerakyatan

Partai Demokrat menggagas terbentuknya poros baru menjelang Pemilu 2019 dengan Koalisi Kerakyatan.


Ada 6 Calon Ketum Golkar, Aburizal: Tak Ada Kubu-kubu

8 Desember 2017

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie berada di kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk merayakan kemenangan pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, 19 April 2017. TEMPO/Friski Riana
Ada 6 Calon Ketum Golkar, Aburizal: Tak Ada Kubu-kubu

Aburizal Bakrie mengharapkan Munaslub Golkar yang akan segera digelar dan memiliki satu visi-misi untuk persatuan partai.


Menjelang Munaslub, 6 Calon Ketum Golkar Telah Temui Aburizal

7 Desember 2017

Aburizal Bakrie menggelar konferensi pers usai melakukan pertemuan tertutup dengan DPD tingkat I Partai Golkar di kediamannya, Jalan Ki Mangunsarkoro Nomor 42, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis malam, 7 Desember 2017. Dewi Nurita/Tempo
Menjelang Munaslub, 6 Calon Ketum Golkar Telah Temui Aburizal

Pertemuan antara Aburizal Bakrie dan pengurus DPD tingkat I Partai Golkar menyepakati segera diselenggarakannya munaslub.


Aburizal Bakrie: Kami Satu Suara Segera Gelar Munaslub Golkar

7 Desember 2017

Aburizal Bakrie menggelar konferensi pers usai melakukan pertemuan tertutup dengan DPD tingkat I Partai Golkar di kediamannya, Jalan Ki Mangunsarkoro Nomor 42, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis malam, 7 Desember 2017. Dewi Nurita/Tempo
Aburizal Bakrie: Kami Satu Suara Segera Gelar Munaslub Golkar

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie menerima DPD I dan DPP di rumahnya. Aburizal mengatakan mereka setuju menggelar Munaslub Golkar.


Aburizal Bakrie Membantah Mendukung Munaslub Golkar

1 Desember 2017

Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai menemui Presiden Joko Widodo di Istana Mereka, Jakarta, 12 Mei 2016. Kepada wartawan, Ical mengaku kedatangannya untuk menyampaikan undangan kepada Presiden Jokowi. TEMPO/ Aditia Noviansyah
Aburizal Bakrie Membantah Mendukung Munaslub Golkar

Aburizal Bakrie membantah dirinya mendorong pelaksanaan Munaslub Golkar. Ia mengatakan Munaslub Golkar diadakan setelah praperadilan Setya Novanto.