Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Produksi Tembakau Tidak Ada yang Kendalikan  

image-gnews
TEMPO/Taufik Subarkah
TEMPO/Taufik Subarkah
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Terlampauinya batas produksi tembakau untuk 2015 pada tahun ini disebabkan tidak adanya aturan khusus pengendali produksi tembakau tersebut. "Sekarang yang memegang peranan hanya cukai rokok yang hanya mempengaruhi harga rokok. (Ini) tidak akan efektif," kata pengamat demografi di Universitas Indonesia, Abdillah Ahsan, Jumat (23/4).

Peta Jalan Industri Tembakau menargetkan produksi tahun ini hanya 240 miliar batang. Baru lima tahun mendatang produksinya diharapkan stagnan di angka 260 miliar. Namun, realisasinya jauh lebih tinggi dari roadmap yang sudah ditetapkan itu. "Kalau target 2015 (produksi tembakau stagnan di angka 260 miliar batang) saja sudah dicapai, bahkan melebihi, maka akan susah mengendalikan," kata Abdillah.

Abdillah memprediksi produksi rokok tahun depan akan meningkat karena faktor ketiadaannya instrumen pengendali. Selain peningkatan cukai, pengendali produksi rokok menurut Abdillah adalah pemasangan peringatan kesehatan bergambar di kotak rokok, dan pelarangan iklan rokok.

Intervensi cukai saja, dinilainya, tidak akan efektif. Selama belum ada larangan total iklan rokok dan pemasangan peringatan, dia menegaskan, produksi rokok tidak akan menurun, dan tentunya konsumsi juga mengikuti tingkat produksi itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

DIANING SARI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Tarif Cukai Hasil Tembakau Naik, Sri Mulyani Sebut Ada Penurunan Produksi Rokok

2 Januari 2024

Petugas Bea dan Cukai tengah melakukan pengecekan pita cukai rokok di Kantor Bea dan Cukai, Jakarta, Selasa 19 Desember 2023. Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyiapkan 17 juta pita cukai baru untuk memenuhi kebutuhan pada awal tahun 2024. Hal ini juga sejalan dengan penyesuaian tarif cukai hasil tembakau (CHT) pada tahun depan. Tempo/Tony Hartawan
Tarif Cukai Hasil Tembakau Naik, Sri Mulyani Sebut Ada Penurunan Produksi Rokok

Sri Mulyani Indrawati mengatakan komposisi dari cukai hasil tembakau mengalami shifting alias pergeseran.


Gappri Prediksi Produksi Rokok Tahun Ini Turun 15 Persen

2 November 2021

Ilustrasi pabrik rokok kretek. TEMPO/Aris Novia Hidayat
Gappri Prediksi Produksi Rokok Tahun Ini Turun 15 Persen

Produksi rokok diproyeksi turun 10-15 persen tahun ini


Cukai Rokok Naik, Kemenkeu Yakin Produksi Tak Turun Drastis

14 September 2019

Petani menutup lembaran tembakau kering di Desa Dampit, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 23 Agustus 2016. Pemerintah belum mengambil kebijakan baru terkait kenaikan cukai rokok atau harga jual eceran. TEMPO/Prima Mulia
Cukai Rokok Naik, Kemenkeu Yakin Produksi Tak Turun Drastis

Kenaikan cukai rokok yang ditetapkan sebesar 23 persen diyakini tidak akan membuat produksi rokok turun drastis seketika.


Indonesia Dianggap Benteng Terakhir Industri Rokok Global

20 Februari 2019

Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Lawan Industri Rokok (Gebrak) melakukan aksi simpatik kesehatan dan pengendalian tembakau saat Car Free Day di kawasan Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, 24 April 2016. Mereka mengajak masyarakat untuk menolak diadakannya pameran mesin rokok atau Internasional World Tobacco Process and Machinery. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Indonesia Dianggap Benteng Terakhir Industri Rokok Global

Direktur Eksekutif Tempo Institute itu mengatakan industri rokok global menyasar karena Indonesia memiliki populasi besar.


Produksi Rokok Turun 6 Miliar Batang

3 Januari 2017

Bentuk bungkus rokok produksi Indonesia dengan peringatan kesehatan bergambar yang diimport ke Brunei. Istimewa
Produksi Rokok Turun 6 Miliar Batang

Penurunan produksi sejalan dengan rencana pemerintah menekan konsumsi rokok.


Pengusaha Sambut Pelonggaran Jumlah Produksi Rokok  

17 Oktober 2016

ANTARA/Arief Priyono
Pengusaha Sambut Pelonggaran Jumlah Produksi Rokok  

Gabungan Perusahaan Rokok Surabaya menyambut pelonggaran jumlah produksi rokok sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret kretek mesin (SKM).


Ganja di AS, Fenomena The Marlboro of Marijuana Belum Muncul  

29 Oktober 2015

Juliano Hamana, mencium aroma ganja yang akan dibelinya di Shango Premium Cannabis, Portland , Oregon, 1 Oktober 2015. Lebih dari 250 apotik di Oregon sudah menawarkan ganja untuk medis. AP/Timothy J. Gonzalez
Ganja di AS, Fenomena The Marlboro of Marijuana Belum Muncul  

Produk ini dipasarkan dengan merek "Marlboro M" dan tersedia melalui outlet



khusus yang berlisensi di Negara Bagian Colorado dan Washington, DC.


Ekspor Rokok ke Singapura Terancam Surut, Ini Penyebabnya

26 Juni 2015

Pekerja, memasukkan tembakau hasil panennya kedalam sebuah alat untuk dijadikan sebagai rokok secara manual di sebuah pabrik di Ya`bad, West Bank, Palestina, 22 September 2014. REUTERS
Ekspor Rokok ke Singapura Terancam Surut, Ini Penyebabnya

Sekretaris Parlemen untuk Kesehatan Singapura Muhammad Faishal Ibrahim menyampaikan beberapa program terkait langkah-langkah pengendalian tembakau.


Linting 1000 Rokok, Buruh Ini Diupah Rp 7400  

20 November 2014

TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Linting 1000 Rokok, Buruh Ini Diupah Rp 7400  

Pada 2014, target penerimaan bea dan cukai rokok mencapai Rp 173,73 triliun.


Gudang Garam Naikkan Harga Beli Tembakau Petani

16 September 2013

Sejumlah buruh memetik daun tembakau, di Deaa Nyalabu Laok, Pamekassan, Jatim, Rabu (25/7). ANTARA/Saiful Bahri
Gudang Garam Naikkan Harga Beli Tembakau Petani

Harga hingga Rp 36 ribu perkilogram untuk tembakau kualitas A dan Rp 20 ribu untuk tembakau kualitas B.