Pemilihan bupati dan wakil Bupati definitif pertama Kabupaten Parimo itu digelar melalui sidang paripurna khusus DPRD Parimo di Parigi, Senin (25/8), sekitar 85 kilometer timur Palu yang hadiri 30 orang anggota Dewan setempat dan disaksikan pendukung masing-masing kandidat dan sejumlah undangan.
Pada pemilihan tahap pertama yang diikuti tiga pasangan calon, pasangan Longki Djanggola/Asmir Ntosa berhasil memperoleh suara terbanyak 14 suara, sementara pasangan Sutomo Borman/ Nur Rahmatu hanya mendapat dukungan 13 suara. Pasangan Asikin Suyuti/ Rafli Dg Rahmatu yang keluar dari pintu fraksi PPP hanya memperoleh tiga suara.
Karena pada putaran pertama ini tidak ada kandidat yang mendulang suara 50 persen plus 1 maka pemilihan diteruskan pada putaran berikutnya. Putaran kedua yang dimulai pukul 12.10 praktis tinggal menyisakan dua calon, masing-masing Sutomo-Nur (FPG) dan Longky-Asmir (PDIP). Prosesi pemilihan yang memakan waktu hampir satu jam itu berlangsung tegang. Selain undangan yang nampaknya lebih condong ke Longky-Asmir, tekanan massa dari luar gedung dewan semakin kencang.
Sebanyak tiga satuan setingkat kompi (SSK) aparat keamanan dari jajaran TNI dan Polri dikerahkan untuk mengamankan prosesi pemilihan bupati dan wakil bupati Kabupaten Parimo itu. Aparat keamanan sebanyak itu terdiri atas pasukan antihuruhara, Brimob, dan Gegana masing-masing berkekuatan satu SSK serta dua satuan setingkat peleton (SST) dari batalyon 711 Raksatama Palu, dilengkapi satuan satwa berupa empat ekor anjing pelacak dari Polda Sulteng.
Sistem pengamanan pemilihan bupati definitif pertama kabupaten di kawasan Teluk Tomini itu juga dilengkapi mobil water canon dan jihandak masing-masing satu unit. Proses pemilihan bupati Parimo menjadi target aparat keamanan di Sulteng selain penanganan pasca kerusuhan di Buol juga karena suhu politik di kawasan itu terus memanas.
Darlis Muhamad - Tempo News Room