TEMPO Interaktif, Denpasar - Kekurangan guru agama Hindu di Bali kembali dikeluhkan. Tahun ini jumlah kekurangan itu telah mencapai 9.000 orang dan akan bertambah lagi karena ratusan orang memasuki masa pensiun.
Masalah itu diangkat anggota DPRD Bali Nyoman Partha dalam pertemuan dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Bali di kantor Gubernur. "Ini masalah yang kronis karena menyangkut kualitas pendidikan agama Hindu," ujarnya, Selasa (30/3).
Padahal setiap tahun lembaga Pendidikan Tinggi Hindu mengeluarkan ratusan alumni yang siap menjadi guru agama Hindu.
Selain kurangnya pengangkatan dari Departemen Pendidikan Nasional, kekurangan juga terjadi karena Pemerintah Provinsi dan Kabupaten juga anggarannya sangat terbatas. Dalam satu tahun pengangkatan, hanya ada tambahan lima hingga tujuh orang guru di setiap Kabupaten di Bali.
Menanggapi masalah itu, anggota DPD Alit Kesuma Kelakan menyatakan, masalah kekurangan guru agama itu adalah masalah yang dihadapi oleh semua daerah di Indonesia. "Ini perjuangan bersama seluruh anggota DPD," ujarnya. Untuk di Bali menjadi sangat menonjol karena Bali adalah daerah yang mayoritas umat Hindu.
Namun Pengurus Parisadha Hindu Dharma Indonesia Bali Raka Santeri menegaskan, masalah itu bisa diatasi bila wakil-wakil Bali di DPD dan DPR RI bersuara lebih keras. Selama ini, menurut dia, wakil Bali masih kurang bersuara sehingga pemerintah pusat khususnya Departemen Pendidikan Nasional dan Menteri Agama beranggapan tidak ada masalah berkaitan dengan hal tersebut.
ROFIQI HASAN