Putak merupakan bahan makanan dari pohon lontar yang biasanya digunakan masyarakat sebagai pakan ternak. Akibat kekurangan pangan, masyarakat terpaksa makan makanan tersebut. Bagian tengah batang lontar yang biasa digunakan sebagai pakan ternak ini dijemur hingga kering lalu ditumbuk dan disaring, sebelum dimasak untuk dikonsumsi.
"Kita manfaatkan batang lontar sebagai jagung dan beras untuk bertahan hidup," kata warga Amanuban Selatan, Dominggus Oematan, di Kupang, Selasa (30/2).
Menurut dia, sekitar 500 dari 8.000 kepala keluarga di kecamatan itu yang mengkonsumsi putak, karena mengalami rawan pangan akibat gagal panen.
Dia mengatakan ribuan hektare tanaman jagung milik petani di kecamatan ini mati, karena kekeringan. Hal itu disebabkan tidak turunnya hujan, sehingga tanaman jagung milik masyarakat yang sedang berbunga tak sempat berbuah dan petani pun gagal panen.
Minimnya curah hujan pun mengakibatkan ribuan hektare sawah tak bisa digarap petani, karena kurangnnya ketersediaan air. "Kita tidak menggarap sawah dan lahan pertanian lainnya, karena tidak ada air yang mengairinya," kata dia.
Sementara itu, Staf Desa Bena, Kecamatan Amanuban Selatan, Jemi Benu, mengatakan masyarakat di kecamatan mengkonsumsi putak sejak sebulan lalu. "Kita sudah mengajukan permohonan ke pemerintah daerah, namun hingga saat ini tidak ditanggapi," kata dia.
YOHANES SEO