Ketua LINTAS, Adit mengatakan penolakan Kongres International Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender and Interessex Association (ILGA) keempat yang rencananya dihadiri 16 perwakilan negara di Asia menunjukkan masih kuatnya diskriminasi masyarakat dan pemerintah kepada mereka. “Pemerintah jelas-jelas bersikap diskriminatif,” kata Adit, Kamis (25/3).
Dia juga mengaku heran dengan sikap kepolisian yang justru mengeluarkan larangan setelah pelaksanaan Kongres ini ramai dibicarakan orang. Sebab menurutnya panitia pelaksana sudah mengantongi izin tersebut dari Mabes Polri.
Menurut Adit gagalnya Kongres tersebut membuyarkan harapan para gay, lesbian, dan waria di Kediri yang telah menyiapkan materi diskusi. Selain menyampaikan program kerja organisasi, pertemuan tersebut juga membahas isu anti diskriminasi.
Selama ini keberadaan organisasi seperti LINTAS telah banyak memberikan peranan kepada pencegahan penularan HIV/AIDS serta perlindungan tindak kejahatan kepada masyarakat. Adit mencontohkan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan seorang gay bernama Ryan di Jombang beberapa waktu lalu merupakan salah satu bentuk kejahatan yang bisa menimpa masyarakat.
Selain itu LINTAS juga kerap bekerjasama dengan Kepolisian untuk menangkap waria nakal yang kerap melakukan kejahatan kepada masyarakat. “Dengan data anggota yang kami miliki, polisi bisa mengenali waria pencopet yang kerap menimpa pria hidung belang,” kata Adit.
Karena itu dia berharap pemerintah dan masyarakat memberikan ruang gerak kepada mereka untuk berkreativitas dan mendidik anggotanya. Sebab jika dibiarkan tanpa pembinaan, keberadaan mereka justru akan meresahkan masyarakat.
HARI TRI WASONO