“Saat ini sudah ada 228.000 lubang biopori,” kata Kepala BLH Kota Yogyakarta Suyana di komplek balai kota, Jumat (19/3).
Diakui Suyono, keberadaan biopori hanya salah satu solusi untuk mengurangi genangan air. Solusi lainnya adalah melalui pembuatan drainase. Perbedaannya, jika genangan air yang masuk saluran drainase langsung hilang, maka air yang masuk lubang biopori akan masuk ke dalam tanah. “Biopori lebih murah,” imbuh Suyono.
Satu alat untuk membuat lubang biopori hanya seharga Rp 150.000. Alat itu pun bisa dipergunakan berkali-kali. Sedangkan untuk membuat biopori tidak membuthkan lahan yang luas seperti saluran drainase, melainkan bisa diterapkan di lahan terbatas.
PITO AGUSTIN RUDIANA