TEMPO Interaktif, Makassar - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sulawesi Selatan melaporkan penyerapan beras petani masih terbatas 500 sampai 1.000 ton per hari. Jumlah itu berkurang dari tahun sebelumnya di bulan yang sama saat penyerapan beras bisa mencapai 9.600 ton per hari.
"Ini disebabkan mundurnya masa tanam, dibanding tahun 2009 lalu. Namun kami tetap berharap puncaknya pada bulan Mei-Juni," tutur juru bicara Bulog Sulawesi Selatan Umar Said hari ini.
Dia berkata kalau masa panen sudah masuk Bulog bisa menyerap 5 ribu ton per hari, dari setiap daerah. Bulog juga melansir persediaan beras di gudang mereka mencapai 161 ribu ton, dengan kebutuhan per bulan 7.861 ton.
Umar berujar saat ini pihaknya masih menunggu pasokan hingga masa panen mencapai puncaknya pada Mei dan Juni 2010. Sebanyak 134 ribu hektare diharapkan mampu memasok kebutuhan stok beras nasional dari 14 daerah di Sulawesi Selatan.
Daerah yang terbesar memasok beras sampai saat ini adalah Sidenreng Rappan dan Soppeng dengan total luas lahan keduanya mencapai 27.700 hektare. Dari semua daerah yang memasok beras, diharapkan bisa tersedia 270 ribu ton dari bulan Januari hingga Juni dengan penyerapan gabah 50 ribu ton, dan beras 30 ribu ton.
Menurut Umar, target 270 ribu ton tersebut bisa dicapai dengan catatan tidak terkendala masalah cuaca dan faktor lainnya. Untuk beras untuk rakyat miskin selama bulan Meret ini, Bulog menyediakan 11 ribu ton dengan jumlah rumah tangga sasaran mencapai 604 ribu kepala keluarga di Sulawesi Selatan, dengan harga per kilogram Rp 1.600.
Total penerima beras di wilayah Sulawesi Selatan dan Barat mencapai 682.021 kepala keluarga. "Tapi untuk total 604 ribu itu, yang masih berjalan. Sedikit ada masalah di daerah Mamuju, Polmas, dan Majene terkait tunggakan yang pihak setempat," ucap Umar.
Sementara Kepala Badan Ketahanan Pangan Sulawesi Selatan Kasim Alwi mengatakan dengan ketersediaan beras saat ini, pihaknya optimistis mampu memenuhi kebutuhan beras provinsi dan memasok beras untuk daerah lain.
ICHSAN AMIN