TEMPO Interaktif, Batam - Sebanyak 17 dokter yang bertugas di Rumah Sakit Daerah Karimun mengundurkan diri. Alasannya, pihak manajemen rumah sakit menolak permintaan para dokter untuk mengelola rumah sakit itu secara profesional.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Kepulauan Riau, Dr.Afrizal menyatakan hal itu kepada Tempo hari ini. Menurut dia, para dokter minta manajemen RSUD Karimun diperbaiki karena fasilitas terbilang memadai. "Artinya harus dikelola profesional," ujarnya.
Namun, kata Afrizal, permintaan itu mendapat jawaban yang menyinggung perasaan para dokter. Buntutnya, para dokter menyampaikan niatnya untuk mundur. Lagi-lagi jawaban manajemen menyinggung perasaan dokter, "Silahkan bila ingin mundur," Afrizal menirukan ucapan salah seorang pengurus rumah sakit Karimun. Pengunduran diri ke-17 dokter itu dilakukan tiga hari lalu.
Dari 17 dokter yang mundur, delapan diantaranya dokter spesialis. Seperti, dr.Ridwan Abdullah Putra,SpOG, dr.Yerry SpOG, dr.Anung Noto Nugroho, SpB, dr.Rosdiana SpS, dr.Ibnu Arif SpA, dr.Siahaan SpAn, dan dr.Firhat SpPd.
Afrizal menjelaskan, tugas dokter adalah mengobati pasien. Pihaknya juga tidak ingin meninggalkan masyarakat. "Tapi aspirasi dokter juga harus diperhatikan, bukan dijawab dengan hal yang kurang simpatik," ujarnya. Sebab, lanjut Afrizal, dokter spesialis yang datang ke Karimun bukan tidak mungkin memiliki beban karena bertugas di daerah yang masih sepi dibandingkan Batam, tapi mereka tetap bersedia menjalankan tugasnya dengan baik.
Menanggapi pengunduruan 17 dokter di RSUD Karimun, Wakil Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani meminta agar para dokter itu kembali bekerja ke rumah sakit karena masyarakat sekitar sangat membutuhkan tenaga medis. "Saya berharap Bupati Karimun bisa menyelsaikan masalah ini," kata Sani.
Rumbadi Dalle