Di lahan seluas 50 hektar itu, akan ditanami 103 ribu bibit termasuk bibit pohon keras seperti kopi. Dana yang dipakai uji coba berasal dari CSR sejumlah perusahaan di Jawa Barat. Duit tak hanya dipakai menyediakan bibit pohon, dan penanamannya, tapi juga termasuk biaya perawatannya.
Perawatan pohon itu dilakukan warga setempat dibantu sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat di kawasan itu. Sistem itu akan dievaluasi dalam setahun ini. “Kalau ini berhasil, akan kita jadikan pola,” katanya.
Menurut Heryawan, cara ini sengaja dilakukan untuk menyiasati kegagalan program rehabilitasi lahan kritis yang selama ini banyak mengalami kegagalan. Jika sistem ini berhasil, pendanaan rehabilitasi lahan kritis dalam anggaran daerah akan ditambahkan dengan biaya perawatannya sekaligus. “Mending gitu daripada cul leos,” katanya.
AHMAD FIKRI