Agar kerugian tak berlarut, selain akan mengurangi 900 karyawannya, perusahaan kapal ini juga akan meminjam kredit ke BNI dan Bank BEI (Bank Exim). Kredit ini diperlukan untuk menyelesaikan proyek pembangunan 18 kapal yang saat ini sedang dipesan di PT PAL.
Saat ini, kata dia, PT PAL juga telah menandatangani perjanjian kredit atau pinjaman pada PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) untuk melakukan program restrukturisasi dan revitalisasi. “Dengan langkah ini diharapkan perusahaan segera bangkit dan mampu menyelesaikan proyek yang tertunda,” kata Harsusanto, Selasa (16/2).
Dari 18 kapal pesanan itu, kata dia, tiga kapal telah selesai pembuatannya. Ketiganya yakni kapal LPD 125 meter milik TNI AL serta dua buah kapal FPB 38 meter aluminium milik Bea Cukai. Diharapkan pada tahun 2010 ini, 12 kapal bisa diselesaikan dan sisanya diselesaikan pada tahun 2011.
“Saat ini, PT PAL juga sedang membangun kapal PKR 105 meter pesanan Departemen Pertahanan untuk TNI AL,” ujarnya.
Dengan adanya program restrukturisasi, Harsusanto optimis tahun ini PT PAL akan mendapatkan penghasilan kotor senilai Rp 1,8 triliun dengan laba bersih senilai Rp 29 miliar.
ROHMAN TAUFIQ