TEMPO Interaktif, Surakarta - Warga di sekitar bantaran sungai Bengawan Solo diharapkan waspada terhadap kemungkinan terjadinya banjir di sekitar daerah aliran sungai. Sebab curah hujan selama beberapa hari terakhir cenderung tinggi dan merata di berbagai wilayah.
Menurut Kepala Seksi Operasional dan Pemeliharaan Balai Besar Bengawan Solo, Ruhban Ruzziatno, sebenarnya hingga saat ini kondisi air di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri masih aman. "Bahkan cenderung masih kekurangan air," katanya, Selasa (26/01).
Hanya saja jika curah hujan tetap tinggi, ancaman banjir akan datang dari berbagai anak sungai yang masuk ke Bengawan Solo. "Terutama dari Klaten, Boyolali dan Karanganyar," kata dia. Sebab, daerah resapan di hulu anak sungai tersebut sudah banyak berkurang karena digunakan sebagai perumahan.
Untuk itu, dirinya berharap penduduk yang tinggal di bantaran Bengawan Solo untuk semakin waspada. "Kalau bisa segera pindah," kata dia. Pada dasarnya, dia menambahkan, bantaran sungai memang tidak diperkenankan untuk digunakan sebagai pemukiman.
Selain banjir di sekitar aliran sungai, dirinya juga menghkawatirkan akan terjadi banyaknya genangan air di pusat kota saat terjadi hujan deras. "Kondisi drainase di tengah kota sudah cukup memprihatinkan," kata dia. Karena banyak yang tersumbat, air hujan dari tengah kota sulit untuk mengalir ke Bengawan Solo sehingga berpotensi menjadi genangan di tengah kota.
Terpisah, Sekretaris Daerah Kota Surakarta, Budi Suharto menegaskan, hingga saat ini Peerintah Kota Surakarta masih terus menyelesaikan program relokasi warga bantaran sungai. "Kita masih terkendala masalah dana," kata dia.
Tercatat, terdapat 1.517 rumah yang berada di sekitar bantaran sungai Bengawan Solo. Saat ini pemerintah kota baru bisa melakukan relokasi terhadap sebagian warga. "Masih ada tahap kedua untuk warga bersertifikat," kata dia. Menurutnya, jumlah warga bantaran yang mengantongi sertifikat tanah mencapai 260 orang.
AHMAD RAFIQ