TEMPO Interaktif, BANDUNG - Institut Teknologi Bandung menganugerahkan gelar kehormatan kepada Arifin Panigoro di Aula Barat, ITB. Menurut Ketua Tim Promotor Djoko Santoso, ada sejumlah alasan dan pertimbangan gelar itu diberikan untuk Arifin.
ITB menilai Arifin berhasil menghasilkan berbagai pemikiran gagasan dan karya yang bernilai kewirausahaan berbasis pengetahuan dan teknologi atau technopreneurship. Di bidang perminyakan dan gas, Arifin dianggap telah mendorong tumbuhnya keyakinan kemampuan bangsa dalam memanfaatkan dan penguasaan teknologi perminyakan, sekaligus dapat bersaing secara global.
Selain itu, kata Rektor ITB tersebut, Arifin telah menunjukkan kebajikan dalam pendayagunaan pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat luas dan keberlanjutan energi di Indonesia.
Pertimbangan lainnya, lulusan Teknik Elektro ITB pada 1973 itu dinilai sebagai salah seorang pelopor pengembangan industri minyak dan gas yang hingga satu dekade terakhir memberikan 7,6 miliar dolar Amerika Serikat kepada negara.
Dengan jaringan usaha di berbagai negara seperti Kamboja, Timur Tengah, hingga Teluk Mexico, Medco mempekerjakan 14 ribu orang dan merekrut 100 sarjana baru setiap tahun.
Di bidang energi, lelaki kelahiran Bandung, 14 Maret 1945 itu dinilai ITB telah memelopori pengembangan sumber daya energi terbarukan dengan ethanol, panas bumi, dan biomassa. Sedangkan di bidang industri pangan, Arifin dianggap gencar menyuarakan pengembangan padi SRI organik, serta mengampanyekan penegakan good corporate governance.
Arifin Panigoro adalah orang ketujuh yang menerima gelar Doktor Honoris Causa dari ITB dalam kurun waktu 60 tahun terakhir. Gelar itu sebelumnya diberikan kepada mantan Presiden pertama Soekarno, DR. Ir. Sediatmo, Prof. Dr. Ir. J. Rooseno, Dr. Soetardjo Sigit, Dr. Ir. Hartarto Sastrosoenarto, dan Prof. Dr. Emil Salim.
ANWAR SISWADI