TEMPO Interaktif, Jakarta - Mantan Gubernur Aceh Abdullah Puteh, yang baru saja bebas dari penjara karena kasus korupsi, pulang ke Aceh untuk bersilaturrahmi dengan masyarakat. Dia disambut meriah di Pesantren Babun Najah, Banda Aceh, Kamis (14/01).
Abdullah Puteh pulang didampingi istrinya dan seorang anaknya. Mereka disambut layaknya tamu kehormatan dan juga ditepungtawari oleh tokoh adat dan ulama. Beberapa pejabat Aceh juga tampak hadir di sana, berbaur dengan para santri yang berjumlah sekitar 500 orang.
Ketua Forum Silaturahmi Ulee Kareng (FUKA), Jamal Yunus, yang menjadi panitia penyambutan Abdullah Puteh dan keluarga, mengatakan acara penyambutan digelar untuk mempererat hubungan antara warga Aceh dengan mantan pimimpinnya.
"Masyarakat Aceh tetap mendoakan keselamatan Abdullah Puteh dan berterima kasih atas jasa-jasanya katika memipmpin Aceh dulunya," ujar mantan anggota parlemen Aceh itu.
Sementara itu, Abdullah Puteh mengaku terharu disambut sedemikian rupa saat kembali ke Aceh. "Sebelumnya saat di penjara, saya selalu khawatir apakah saya akan diterima oleh masyarakat Aceh selepas hukuman nanti. Sekarang saya tahu, ternyata masih diterima," ujarnya.
Dia mengatakan momen itu sangat penting untuk memberikan semangat bagi dirinya, istri, dan yang terpenting adalah anaknya. Selama ini anaknya selalu bersedih karena dianggap sebagai anak koruptor besar oleh banyak orang di sekitarnya.
Abdullah Puteh juga menyerukan agar masyarakat Aceh dapat bahu-membahu bekerja sama membangun perdamaian dan pembangunan berkelanjutan. Setelah konflik, katanya, Aceh banyak tertinggal dari daerah lain.
Abdullah Puteh adalah mantan terpidana kasus korupsi pengadaan helikopter dan ditahan sejak 2004 lalu. Dia divonis hukuman 10 tahun penjara. Tapi kemudian, dia mendapat banyak pengurangan hukuman dan bebas pada November 2009. Dia sempat hidup di tiga penjara, LP Sukamiskin Bandung, LP Salemba dan LP Cipinang, Jakarta.
ADI WARSIDI