TEMPO Interaktif, Serang - Puluhan Mahasiswa dari Universitas Sultan Agung Tirtayasa yang tergabung dalam Revolusi Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Romusa), Kamis, (7/1) mendatangi Kantor Gubernur Banten. Para mahasiswa menuntut Gubernur Ratu Atut Chosiyah untuk lebih memperhatikan kualitas beras untuk orang miskin (Raskin).
Romusa menilai, berbagai temuan di lapangan mengenai kualitas beras miskin sudah sering kita jumpai, beras yang sudah berwarna kuning dan bau tak sedap, jumlah raskin yang mengalami penururunan dari 15 kilogram menjadi 13 kilogram juga persoalan pendistribusian yang juga masih carut marut ini merupakan potret buram bagi bulog. Masyarakat diberi makan menggunakan Raskin yang bercampur kutu.
Ketua Romusa, Abdul Rochman mengatakan, kualitas Raskin di Banten sangat buruk, kerap dipenuhi kutu, warnanya pun kuning, dan juga baunya apek. "Kalau mau ngasih makan rakyat, Raskin jangan dicampur kutu dong. Apalagi isinya menyusut dari 15 kilogram menjadi 13 kilogram. Sudah begitu harganya lebih mahal," ujar Abdul. "Raskin adalah hak rakyat miskin bukan untuk para pejabat."
Dalam aksinya, massa Romusa meminta Gubernur dan Badan Urusan Logistik (Bulog) jangan menutp mata dan menutup telinga. Gubernur sebagai penanggung jawab program raskin di daerah harus cepat, tanggap kepada setiap persoalan. Gubernur juga diminta bertanggungjawab terhadap berbagai tindak penyelewengan oleh oknum pejabat yang bersangkutan dalam program Raksin di daerah baik di kabupaten/kota.
Setelah satu jam melakukan orasi di kantor gubernur, massa Romusa kemudian melanjutkan aksi ke Kantor BULOG Sub Divre Serang yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kantor Gubernur.
ULUM