TEMPO Interaktif, Balikpapan - Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, kesulitan dalam memproteksi kelangsungan pengusaha lokal menyusul pemberlakuan sistim lelang online. Lelang proyek Balikpapan diikuti oleh pengusaha seluruh Indonesia.
"Itu imbas saat kita berlakukan sistem lelang online," kata Wali Kota Balikpapan, Imdaad Hamid, Jumat (18/12).
Imdaad mengatakan, persaingan dalam memperebutkan proyek di Balikpapan semakin ketat dengan adanya sistim online ini. Program secara otomatis memilih perusahaan sesuai spesifikasi ditentukan Pemkot Balikpapan.
Dalam masalah ini, Imdaad mengaku tengah merumuskan penyelesaian terbaik untuk melindungi kelangsungan pengusaha lokal. Di samping itu, sistim online harus terus diterapkan sesuai transparansi pemerintahan. "Sedang dipikirkan cara penyelesaiannya," ungkapnya.
Balikpapan mulai menerapkan sistem online dalam proses seleksi perusahaan peserta lelang proyek daerah. Kebijakan tersebut untuk antisipasi adanya kecurangan proyek proyek pembangunan Balikpapan.
Sistem online ini sudah mulai diterapkan sebagai seleksi awal perusahaan peserta lelang. Sistem ini diharapkan mampu menyaring perusahaan pemenang lelang sesuai spesifikasi Balikpapan.
Kepala Bagian Pembangunan Pemkot Balikpapan, Muhaimin, mengakui sebelumnya banyak terjadi kebocoran pemenang lelang dengan spesifikasi di bawah standar. Menurutnya, ada dugaan permainan antara Satuan Tugas Lelang dengan perusahaan peserta tender.
Dengan pemberlakuan sistim online ini, Muhaimin menilai mampu mengurangi kebocoran dalam pelaksanaan lelang. Dia menyebutkan, tidak ada interaksi langsung antara perusahaan peserta dengan Satuan Tugas Lelang.
"Daftarnya pakai kode dengan menyertakan spesifikasi yang kami inginkan. Nanti sistem yang akan menentukan perusahaan sesuai dengan kriteria kami," jelasnya.
Hasil sistem online ini, tambah Muhaimin, kemudian dibawa ke Kuasa Pengguna Anggaran untuk memperoleh persetujuan. Satgas Lelang hanya merekomendasikan maksimal dua perusahaan untuk memperoleh persetujuan.
SG WIBISONO