TEMPO Interaktif, Palu – Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Sarifuddin Sudding menyatakan, kasus Bank Century merupakan skandal terbesar nasional saat ini. Sejak awal berdirinya Bank Century yang merupakan merger tiga bank tidak sehat, sudah bermasalah. Namun, sengaja tetap dipelihara yang ditengarai untuk kepentingan elite politik.
Pernyataan ini disampaikan Sarifuddin saat bertemu mahasiswa pengunjuk rasa di halaman depan Kantor Bank Indonesia Palu, Selasa (8/12). Sarifuddin menggelar lesehan dengan para pengunjuk rasa tersebut selama satu jam.
Menurut Sarifuddin, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No.4/2008 untuk menyelamatkan bank bermasalah merupakan titik awal terjadinya skandal Century. Perpu ini juga tidak demokratis sebab memberi kewenangan luar biasa kepada Bank Indonesia mengambil tindakan tanpa tersentuh hukum. Perpu tersebut menjadi dasar BI menggelontorkan dana ke Banks Century.
Sarifuddin menyatakan, mendukung usulan penonaktifan pejabat yang terindikasi terlibat antara lain Menteri Keuangan Sri Mulyani serta meminta Komisi Pemberantasan Korupsi menyadap nomor telpon seluruh anggota Panita Khusus Kasus Century.
Wakil Ketua Komisi Tiga DPR Azis Syamsuddin ikut juga dalam dalam lesehan itu. Para wakil rakyat itu mengaku seaspirasi dengan mahasiswayang sudah tiga malam menginap di depan Kantor Bank Indonesia cabang Palu yang berseberangan jalan Kantor Kejati Sulteng ini.
Kepada anggota Dewan ini, mahasiswa menuntut agar semua pihak yang terlibat dalam kasus ini termasuk Wakil Presiden Boediono dan Menkeu Sri Mulyani dicopot dan ditahan. Bahkan, mahasiswa membawa kertas karton yang isinya meminta Presiden Yudhoyono juga ikut diturunkan dari jabatannya.
Menanggapi tuntutan mahasiswa ini, anggota Komisi III DPR menyampaikan bahwa kasus Bank Century saat ini telah ditangani oleh tim panitia khusus dan tentunya akan ditangani secara serius. Untuk itu, para wakil rakyat ini meminta agar mahasiswa bersabar dan menunggu hasil kerja tim pansus yang diketuai Idrus Marham ini.
DARLIS