TEMPO Interaktif, Situbondo - Hingga saat ini, tembakau produksi petani di Situbondo Jawa Timur belum menembus pasar internasional. Padahal menurut Kepala Dinas Pertanian Situbondo, Muhammad Sifa, mutu dan kualitas produksi tembakau Situbondo tidak kalah dengan produksi tembakau dari kabupaten Jember dan kebupaten Temanggung, Jawa Tengah. "Sejak puluhan tahun, Situbondo punya tembakau 'Tambeng' dan 'Kayu Mas' yang terkenal. Tapi hanya memenuhi pasar lokal, regional dan sebagian nasional," katanya jum'at (04/12).
Sifa menambahkan, selama ini sekitar 80 persen hasil tembakau yang tersebar di sepuluh dari 17 kecamatan di Situbondo, hanya diolah secara tradisional yakni dirajang dan dipasarkan sendiri oleh petani. Mestinya, dengan luas areal 1.436 hektar, jumlah produksi per tahun mencapai 1.276 ton, tembakau Situbondo juga sangat berpotensi menembus pasar Internasional.
"Selama ini hanya sebagian orang tahu nikmatnya tembakau 'tambeng' dan 'kayu mas' yang bisa langsung dikonsumsi tanpa diberi zat tambahan apapun," katanya. Secara ekonomis, harga dua jenis tembakau itu juga tergolong lebih mahal daripada tembakau rajang rengganis hasil petani Jember yakni hingga Rp 100 ribu per ons.
Mulai tahun depan, Dinas Pertanian akan memberikan bantuan pinjaman peralatan seperti traktor, mesin pompa air, dan pelatihan serta kerjasama dengan para investor untuk meningkatkan kapasitas produksi dan pemasaran.
Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT) yang diterima Pemda Situbondo tahun 2009 sebesar Rp 5.541.379.000.-. "Sebanyak Rp 1,9 miliar diberikan Rumah Sakit Daerah (RSD) Abdur Rahem Situbondo, untuk pembangunan perawatan medis khusus penyakit paru-paru,"katanya menambahkan.
MAHBUB DJUNAIDY