Menurut dia, meski secara teoritis, mantan TKI itu tak memiliki pengalaman mengajar namun pengalaman praktek mereka cukup bagus. Mereka sekaligsu cukup mahir dalam mempraktekkan dan melafalkan kalimat dalam bahasa Mandarin.
Dwi Budi mencontohkan, salah satu Sekolah Menengah yang memakai tenaga pengajar bahasa Mandarin dari mantan TKI adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Madiun. "Lebih pintar ngomong Mandarinnya," kata dia.
Namun demikian, lanjut dia, pemakaian mantan TKI sebagai pengajar bahasa Mandarin hanya sementara. Para TKI itu, biasanya merupakan TKI yang pernah bekerja di Hongkong.
Dwi Budi mengakui minimnya peminat di lowongan bidang ini. Dari 3.380 pelamar tes Calon Pegawai Negeri Sipil, dua formasi guru pengajar bahasa Mandarin masih kosong. Padahal, pendaftaran telah ditutup sejak Senin (9/11) kemarin.
Belum adanya pelamar untuk guru bahasa Mandarin ini diduga lantaran sarjana bahasa Mandarin yang tidak mengantongi sertifikat Akta 4 untuk mengajar. "Lulusannya mungkin banyak," kata dia, "Tapi untuk mengajar, kan harus punya ijazah akta 4."
ANANG ZAKARIA