TEMPO Interaktif, Palangkaraya -
Kawasan Cagar Alam Bukit Sapat Hawung yang berada di Pegunungan Muller Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng) akan diteliti keanekaragaman hayatinya. Tujuannya untuk mengetahui potensi habitat orangutan (Pongo Pygmaeus) dan populasinya.
Tim ekpedisi yang jumlahnya 18 orang terdiri dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng, World Wide Found (WWF) Indonesia dan Yayasan Borneo Orangutan Survival (BOS) dan Pemkab Murung Raya akan melakukan penelitian selama selama 20 hari (3 sampai 22 November) disana
“Tim akan melakukan pemetaan di kawasan cagar alam yang luasnya mencapai 239.000 hektare, " kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng Mega Haryanto ketika acara pelepasan tim Ekspedisi I Sapat Hawung di Cagar Alam Bukit Sapat Hawung, hari ini di Palangkaraya.
Menurut Mega, tim ini nantinya akan mengetahui status keanekaragaman hayati dan tipe-tipe ekosistem di kawasan cagar alam tersebut sehingga bisa dirancang pola-pola pemanfaatan secara lestari bagi kemanusian. “Selain itu kita ingin mengetahui habitat orangutan dan populasinya yang nantinya bisa digunakan sebagai dasar tehnis penentuan kebijakan Pemerintah pusat dan daerah dalam pelaksanaan pelepasliaran orangutan di sana.”ujarnya.
Karana Wardana